GURU PENGAMPU
IMAM SYAMSUL
HUDA S.Pd
SMA SANTU PETRUS
PONTIANAK
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Modul VII
MANUSIA PURBA INDONESIA DAN DUNIA
1.
Menganalisis
keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern
dalam fisik dan budaya
2.
Menyajikan
hasil analisis mengenai keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia
dengan manusia modern secara fisik dan budayaPokok B
1.
Manusia Purba di Indonesia
1)
Jenis Manusia Purba di
Indonesia dan Kaitannyadengan Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Bagaimana cara mengetahui kehidupan
manusia yang hidup pada masa awal? Ada dua cara, yaitu melalui sisa-sisa
manusia, tumbuhan, dan hewan yang telah membatu atau biasa disebut dengan fosil
dan melalui benda-benda peninggalan sebagai hasil budaya manusia, alat-alat
rumah tangga, bangunan, artefak, perhiasan, senjata, atau fosil manusia purba yang diketemukan.
Kehidupan
manusia purba di Indonesia diketahui melalui peninggalan fosil
tulang-belulang mereka. Fosil-fosil
tersebut meliputi tengkorak, badan, dan kaki.Fosil tengkorak dengan ukuran
kapasitas tempurung kepalanya dapat mengungkap-kan sejauh mana kemampuan
berpikir mereka dibandingkan dengan kapasitas manusia modern sekarang. Demikian
juga dengan bentuk tulang rahang, lengan, dan kaki dapat dibandingkan dengan bentuk
tulang yang sama dengan tulang manusia modern sekarang atau dengan jenis kera (pithe).
Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa mereka berbeda dengan manusia
modern sekarang, namun memiliki tingkat kecerdasan tertentu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis kera.Mereka telah memiliki tingkat kemampuan untuk
mengembangkan kehidupan, seperti halnya manusia sekarang walaupun dengan
tingkat yang sangat terbatas.Mereka lazim disebut sebagai manusia purba atau
manusia yang hidup pada zaman pra-aksara.
Berikut akan diuraikan fosil jenis manusia purba yang ditemukan
di wilayah Indonesia.
a. Meganthropus Palaeojavanicus (mega
= besar, anthropus = manusia, palaeo = tua, dan javanicus =
Jawa)
Jenis manusia ini dianggap sebagai manusia tertua yang hidup
di Jawa kira-kira 2 juta sampai 1 juta tahun silam.Manusia purba jenis ini
memiliki ciri-ciri biologis berbadan besar, kening menonjol, dan tulang pipi
menebal.Makanan utamanya adalah tumbuh-tumbuhan. Fosil tulang rahang bawah
manusia purba jenis ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswaldpada 1941 di dekat
Desa Sangiran, Lembah Sungai Bengawan Solo.
b. Pithecanthropus Robustus dan
Pithecanthropus Mojokertensis (pithe = kera)
Jenis manusia ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada
1936 di Lembah Sungai Brantas.Manusia ini dianggap generasi lebih muda
dibandingkan dengan jenis manusia pertama.Jenis manusia purba ini masih mirip
kera sehingga disebut pithe.
c. Pithecanthropus
Erectus (erectus = tegak)
Manusia jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1890–1892
di Desa Trinil, dekat Ngawi, Madiun.Berdasarkan temuan tengkoraknya, jenis
manusia ini bertubuh agak kecil dan memiliki kemampuan pikir yang masih rendah.
Volume otak kepalanya masih 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern adalah
lebih dari 1000 cc, dan jenis kera tertinggi 600 cc. Diperkirakan jenis manusia
ini hidup kira-kira 1 juta hingga 600.000 tahun silam.
d. Homo Soloensis
Kedua jenis manusia ini ditemukan pada
1931–1934.Homo Soloensis ditemukan di sepanjang Bengawan Solo (Ngandong,
Sambungmacan, dan Sangiran) oleh C. Ter Haardan W.F.F. Oppenoorth.Bentuk
tubuhnya tegak dan keningnya sudah tidak menonjol.Mereka hidup dari 900.000
sampai 200.000 tahun yang lalu.Adapun Homo Wajakensis ditemukan oleh Von Rietschoten di Desa Wajak pada 1888 dan Eugene
Duboispada 1889.
Diperkirakan manusia jenis ini hidup dari 60.000 sampai
25.000 tahun yang lalu.Kedua jenis manusia ini disebut homo karena mirip
manusia modern. Volume otaknya pun sudah mencapai 1300 cc. Mereka juga disebut
sebagai homo sapiens karena kecerdasannya hampir menyamai manusia modern
sekarang. Jenis Manusia Wajak diperkirakan merupakan nenek moyang bangsa asli
Australia, yaitu bangsa Aborigin.
e. Homo Mojokertensis
Manusia jenis ini ditemukan oleh Ralph
von Koenigswald pada 1936 di Mojokerto.Fosil yang ditemukan adalah sebuah
tengkorak anak-anak yang diperkirakan belum melewati umur 5 tahun.Ralph von
Koenigswold memperkirakan fosil Homo Mojokertensis ini adalah fosil yang
berasal dari anak-anak Pithecanthropus.
2)
Peta Jalur Penyebaran
Manusia Purba di Indonesia
Menurut teori H. Kern dan Von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
rumpun bangsa Austronesia yang masuk ke Indonesia sekitar 2000 SM secara
bergelombang dan menyebar ke wilayah Indonesia.Mereka berasal dari daerah Yunan
(Tonkin), yaitu sekitar lembah hulu Sungai Mekhong, Vietnam
sekarang.Perpindahan bangsa Austronesia tersebut disebabkan oleh berbagai
faktor.Pertama, terjadinya bencana alam, seperti banjir, gempa bumi,
kemarau panjang, dan sebagainya.Kedua,
adanya serangan bangsa-bangsa pengembara dari Cina Utara (bangsa Barbar)
sekitar tahun 2000 SM, dan serangan dari bangsa Tibet sekitar 1000 SM. Faktor tersebut telah
mendorong bangsa Austronesia meninggalkan tempat kelahirannya untuk mencari
tempat hidup baru yang lebih aman. Mereka datang ke Indonesia ada yang melalui
jalur darat dan ada juga yang melalui jalur laut.Penyebaran mereka ke Indonesia
terbagi dalam dua gelombang, yaitu sebagai berikut.
a. Gelombang Pertama (2000 SM)
Nenek moyang bangsa Indonesia yang datang kali pertama diperkirakan
terjadi pada 2000 SM. Arus perpindahan bangsa Austronesia ini membawa
kebudayaan Neolithikum, dan dikenal dengan sebutan Proto Melayu (Melayu Tua).
Mereka datang dari Yunan ke Indonesia melalui jalur Barat dan Timur.
(a) Jalur Barat, dari Semenanjung Malaya, Sumatra,
ada yang menuju ke Jawa, ada yang menuju ke Kalimantan, dan berakhir di Nusa Tenggara. Peninggalan kebudayaan yang
dibawa melalui jalur barat ini adalah kapak persegi.
(b) Jalur Timur, dari Teluk Tonkin di Yunan
menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua,
sampai Australia. Peninggalan kebudayaan yang dibawa melalui jalur ini adalah
kapak lonjong yang banyak dijumpai di Minahasa, Seram, Kalimantan, dan
Papua.Oleh karena itu, kapak ini sering disebut Neolithikum Papua.
Dari sekian banyak suku bangsa Indonesia yang tersebar di
seluruh Kepulauan Nusantara, kita masih dapat melihat suku bangsa yang
tergolong Proto Melayu ini, yaitu Suku Batak Pedalaman, Suku Dayak, Suku
Toraja, dan Suku Papua.
b. Gelombang Kedua (500 SM)
Gelombang kedua terjadi sekitar 500 SM. Gelombang kedua ini
juga termasuk dalam rumpun bangsa Austronesia yang disebut Deutro Melayu
(Melayu Muda).Kebudayaan yang dibawa ras Deutro Melayu ini relatif lebih maju
karena mereka sudah mengenal benda-benda dari perunggu, seperti kapak corong, nekara,
dan perhiasan perunggu (Kebudayaan Dongson).
Bangsa Austronesia dari ras Deutro
Melayu ini akhirnya dapat mendesak ras Proto Melayu yang sudah lebih dahulu
datang.Sifat ras Deutro Melayu ini lebih terbuka terhadap pengaruh kebudayaan
luar dibandingkan dengan ras Proto Melayu. Kedatangan nenek moyang ke wilayah
kepulauan kita memilih daerah pantai, muara, dan sungai dengan pertimbangan,
antara lain letaknya strategis, mudah mendapatkan air, subur, tersedia bahan
makanan, dan jalur lalu lintas yang mudah dilalui.
Melalui perjalanan waktu yang sangat panjang, ras
Deutro Melayu ini akhirnya menjadi nenek moyang sebagian besar bangsa
Indonesia.Kehadirannya me-lahirkan kebudayaan baru dan kemudian menjadi
kebudayaan bangsa Indonesia sekarang ini.
2. Jenis-Jenis Manusia Purba di Dunia
Fosil manusia purba selain ditemukan di
Indonesia, juga ditemukan di tempat-tempat lain di Dunia yaitu Cina, Afrika,
dan Eropa.Berikut paparan mengenai jenis manusia purba yang ditemukan
diantaranya sebagai berikut.
1)
Manusia purba di Cina
Manusia purba yang ditemukan di Cina disebut Homo Pekinensis, yang berarti “manusia
dari Peking” (sekarang Beijing).Homo Pekinensis ditemukan di Gua Choukoutien
sekitar 40 km dari Peking.Fosil ini ditemukan oleh seorang sarjana dari Kanada
bernama Devidson Black dan Franz Weidenreich.Berdasarkan penyelidikan, kerangka
jenis manusia purba ini menyerupai kerangka Pithecanthropus Erectus. Oleh
karena itu, para ahli menyebutnya juga dengan nama Pithecanthropus Pekinensis
atau Sinanthropus Pekinensis yang berarti “manusia kera dari Peking”.
Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena
memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang
bersamaan.Sinanthropus pekinensis memiliki kapasitas otak sekitar kurang lebih
900-1200 cc.
2)
Manusia purba di Afrika
Manusia purba yang ditemukan di Afrika disebut Homo
Africanus yang berarti “manusia dari Afrika”.Fosilnya ditemukan oleh Reymond
Dart.Fosil ini ditemukan di dekat sebuah pertambangan Taung Bostwana, tahun
1924.Setelah direkonstruksi ternyata membentuk kerangka seorang anak yang
berusia sekitar 5 sampai 6 tahun. Fosil ini di beri nama Australopithecus
Africanus, karena hampir mirip dengan penduduk asli Australia. Selanjutnya,
Robert Broom menemukan fosil serupa yang berupa tengkorak orang dewasa di
tempat yang sama. Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar
Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924.Bagian tubuh yang ditemukan
hanya fosil tengkorak kepala saja.
3)
Manusia purba di Eropa
Manusia purba yang ditemukan di Eropa disebut Homo
Neandherthalensis.Nama itu mengandung arti “manusia Neanderthal”.Manusia jenis
ini ditemukan oleh Rudolf Virchow di lembah Neander, Dusseldorf, Jerman Barat
tahun 1856.Selain di Jerman juga ditemukan di Gua Spy Belgia. Di Prancis
ditemukan manusia Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis
Selanjutnya di daerah Amerika Selatan ditemukan manusia
purba dengan ciri-ciri kapasitas otak 600cc, hidup di lingkungan terbuka, serta
memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Fosil menusia kera tersebut
disebut Australopithecus dan Homo Cro Magnon.
Secara khusus berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
ada beberapa perbedaan antara jenis Pithecanthropus Erectus dengan Homo
Sapiens. Dapat dilihat perbedaan antara keudanya sebagai berikut.
- Ruang tengkorak Pithecanthropus lebih kecil dibandingkan Homo Sapiens, sehingga volume otaknya juga lebih kecil. Ruang tengkorak Pithecanthropus kurang dari 1000 cc, sedangkan ruang tengkorak Homo Sapiens lebih dari 1000 cc.
- Tulang kening Pithecanthropus lebih menonjol ke depan.
- Tulang rahang bawah Pithecanthropus lurus ke depan sehingga tidak berdagu, sedangkan Homo sapiens berdagu.
- Tulang rahang dan gigi Pithecanthropus lebih besar dan kuat dari pada tulang rahang Homo sapiens.
- Tinggi dan berat badan Homo Sapiens lebih besar yaitu 130-210 cm dan 30-150 kg.
3.
Penemuan Manusia Purba Modern
Pengertian atau arti definisi manusia purba modern adalah
manusia yang termasuk ke dalam spesies homo sapiens dengan kapasitas otak
±1450cc hidup sekitar 15.000 hingga 150.000 tahun yang lalu. Manusia modern
disebut modern karena hampir mirip atau menyerupai manusia yang ada pada saat
ini atau sekarang. Berikut jenis-jenis manusia purba jenis Homo Sapiens yang
ditemukan di beberapa tempat di Dunia :
1.
Manusia Swanscombe - Berasal dari
Inggris
2.
Manusia Neandertal - Ditemukan di
lembah Neander
3.
Manusia Cro-Magnon / Cromagnon /
Crogmanon - Ditemukan di gua Cro-Magnon, Lascaux Prancis. Dicurigai sebagai
campuran antara manusia Neandertal dengan manusia Gunung Carmel.
4.
Manusia Shanidar - Fosil dijumpai di
Negara Irak
5.
Manusia Gunung Carmel - Ditemukan di
gua-gua Tabun serta Skhul Palestina
6.
Manusia Steinheim - Berasal dari
Jerman
Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan,
para ahli menggolongkan manusia di dunia ke dalam 4 ras sebagai berikut:
1.
Ras Australoid, yaitu golongan
manusia yang kini sisanya hidup tersebar di pedalaman Australia
2.
Ras Mongoloid, yaitu golongan
manusia yang jumlahnya paling banyak dan hidup tersebar di seluruh dunia.
3.
Ras Kaukasoid, yaitu golongan
manusia yang kini hidup tersebar di Eropa, Afrika, Amerika, Australia, dan Asia
Barat Daya.
4.
Ras Negroid, yaitu golongan manusia
yang sekarang hidup tersebar di Afrika.
Modul VIII
PERADABAN AWAL DUNIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERADABAN AWAL INDONESIA
1.
Menganalisis
peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterikatannya dengan manusia masa
kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan,
pemerintahan, dan sosial;
2.
Menyajikan
hasil analisis peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan
manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan,
pemerintahan, dan sosial.
1. Sungai dan
Perkembangan Peradaban
Pada umumnya, peradaban kuno di dunia
berkembang di sekitar sungai-sungai besar. Bangsa Mesir, Irak, India, dan Cina
Kuno mengembangkan peradabannya di kawasan sungai besar yang melintasi kawasan
tersebut. Sungai Nil di Mesir, Euphrat dan Tigris di Irak, Gangga di India dan
Kuning di Cina, merupakan pusat-pusat peradaban tertua di dunia.Keempat sungai tersebut memiliki karakter berbeda yang
menyebabkan penduduknya mengembangkan cara hidup yang berbeda pula. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan keadaan geografis, musim, cuaca, serta tanaman yang
diolah.
Belajar dari
perbedaan karakter sungai-sungai tersebut, masyarakat kuno menggunakan cara
berbeda dalam menanganinya. Di Mesir dan Cina, penduduk menggunakan irigasi
untuk mengalirkan air ke tanah subur dan untuk melipatgandakan hasil
pertanian.Masyarakat di Mesopotamia membuat irigasi dengan mengeringkan tanah
untuk dijadikan tanah pertanian.Adapun petani India kuno melindungi dirinya
dari banjir Sungai Indus sambil memanfaatkan kesuburan tanah dari lumpur yang
dibawa oleh aliran banjir.
Uraian berikut
menjelaskan tentang perkembangan peradaban masyarakat kuno yang terdapat di
Asia, Afrika, dan Eropa.
2.
Pusat Peradaban Kuno di
Asia
1) Peradaban India Kuno
Peradaban India kuno dikenal sebagai peradaban Lembah Sungai
Indus. Luas geografis wilayah peradaban ini meliputi 1,25 juta km2 atau
seluas Pakistan sekarang. Dua kota yang sangat terkenal di wilayah ini adalah
Mohenjodaro
di wilayah Pakistan Selatan sekarang dan Harappa di daerah Punjab. Dari reruntuhan yang ditemukan, dapat disimpulkan
bahwa kedua kota tersebut sangat besar menurut ukuran masanya. Membentang
sepanjang 4,8 km dan didiami oleh penduduk dalam jumlah besar. Dibangun dengan
menggunakan bata, kedua kota tersebut sebagian besar tidak dikelilingi oleh
benteng, kecuali menara pengawas yang tingginya 12 m sampai 15 m dari dataran
sekitarnya.Peradaban Sungai Indus berkembang selama kurang lebih seribu
tahun.Namun, peradaban tersebut tampak muncul secara singkat dalam sejarah
peradaban umat manusia karena mengalami kehancuran.
a) Masuknya Bangsa Arya dan
Terbentuknya Peradaban India
(1) Bangsa Arya
Bangsa Arya diperkirakan masuk ke India
tahun 1000 SM, dalam kurun waktu berkembangnya peradaban India Kuno sejak
1500–500 SM. Fakta menunjukkan bahwa bangsa Arya datang ke India jauh setelah
peradaban Lembah Sungai Indus runtuh.Ketika
bermigrasi ke arah sebelah timur seperti Lembah Sungai Gangga dan daerah Delhi
sekarang, bangsa Arya bertemu dengan peradaban penduduk asli.Dari pertemuan
itu, lahirlah sintesis budaya yang kemudian membentuk budaya India baru.
(2) Sistem Kasta
Pada sekitar 500 SM, terdapat empat
lapisan masyarakat, yaitu sebagai berikut.
(a) Brahmana (pendeta) yang merupakan ahli agama
dan bertanggung jawab dalam melakukan upacara-upacara ritual keagamaan.
(b) Ksatria (bangsawan/priyayi) adalah yang harus
mempertahankan penduduk dari serangan musuh di medan tempur.
(c) Waisya (petani dan pedagang) adalah penghasil
bahan makanan dan kasta yang harus membayar pajak.
(d) Sudra (buruh) yang semula sebagai budak
taklukkan, bertugas melayani kelas lainnya dengan cara kerja keras.
Golongan yang tidak berkasta adalah yang kehilangan kastanya
yang disebabkan pelanggaran dalam upacara ritual.Kelompok ini (Paria) bekerja
di luar aturan keempat kasta tersebut.Secara sosial, pekerjaannya tidak diakui
sebagai pekerjaan yang diharapkan oleh masyarakat.
(3) Kepercayaan Masyarakat India Kuno
Berkembangnya sistem kepercayaan India Kuno tidak lepas dari
perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya, terutama bangsa Arya. Dewa-dewa
bangsa Arya merupakan fenomena alam, seperti Agniatau Dewa Api, Indraatau Dewa
Perang, dan Rudra atau Dewa Pencipta bencana yang menyebarkan penyakit kepada
pengikutnya. Dewa-dewa tersebut menghendaki upacara-upacara ritual
pengorbanan.Keyakinan ini kemudian dikenal dengan Brahmanisme yang
merupakan cikal bakal agama Hindu.Kepercayaan
masyarakat India Kuno mencapai puncaknya pada abad ke-6 dan 5 SM dengan
berkembangnya ajaran Hinduisme, Jainisme, dan Buddhisme.
b) Kerajaan-Kerajaan
India Kuno dan Sistem Pemerintahannya
(1) India di Bawah Persia
Pada 513–298 SM, India jatuh ke tangan
bangsa Persia di bawah Kaisar Darius.Dari bangsa Persia, bangsa India memperoleh pengetahuan
mengenai pembuatan mata uang dari perak, bahasa, dan tulisan Aramaic (bahasa
Persia), serta pengalaman berdagang dengan Barat.
(2)
Dinasti Maurya
Di bawah Chandragupta, Kerajaan Maurya
berkembang menjadi imperium yang wilayahnya membentang dari Punjab dan
Pegunungan Himalaya di sebelah utara serta wilayah Afghanistan di barat sampai
Benggala di sebelah timur.
(3) Raja
Ashoka
Sepeninggal
Chandragupta, wilayah imperium diperluas oleh cucunya yang bernama Ashoka
(269–232 SM) sampai ke Kalingga di pantai timur India.Pada masa pemerintahannya,
Buddha ditetapkan sebagai agama negara.Dia sendiri adalah penganut Buddha yang
taat.Pada masa Ashoka, peradaban India mencapai puncak kejayaannya.
2) Peradaban Cina Kuno
Peradaban Cina Kuno berkembang di daerah sekitar Sungai
Huang Ho (Kuning) di utara dan Sungai Yang Tsedi sebelah selatan.Sungai Kuning
dan Yang Tse sering membawa bencana banjir sekaligus berkah bagi penduduk di
sekitarnya.Luapan banjir membawa endapan tanah yang subur yang memungkinkan
berbagai tanaman tumbuh di atasnya.Penduduk Cina kuno sejak Masa Neolitikum
(Batu Muda) sudah mengembangkan budaya agraris di sekitar sungai tersebut.Amati
peta berikut.
Sejarah Cina Kuno
ditandai oleh muncul dan runtuhnya dinasti.Setiap dinasti memiliki ciri yang
berbeda dalam hal peradaban yang diciptakannya.
a) Dinasti Shang dan Peradabannya (1500–1027 SM)
Dinasti Shang beribu kota di Anyang yang terletak di sebelah
utara Lembah Sungai Kuning.Pada masa Dinasti Shang, tulisan mulai dikenal.Awal
terciptanya tulisan Cina berkaitan dengan kepercayaan yang dianut Dinasti
Shang.Raja-raja Shang adalah juga pendeta yang sering memohon kepada dewa. Alat
yang digunakan untuk meminta permohonan dan doa tersebut adalah tulisan gambar
(pictograph) yang ditulis di permukaan tulang sapi. Tulisan tersebut
lama-kelamaan berkembang dan digunakan oleh banyak orang pada generasi-generasi
mendatang.Tulisan ini akhirnya bukan hanya menyebar di daratan Cina, melainkan
juga ke Korea dan Jepang.
b) Dinasti Chou dan Berkembangnya
AjaranFilsafat Cina (1027–221 SM)
Masa Dinasti Chou ditandai dengan
kemajuan kreativitas intelektual. Para pemikir Cina masa Chou tersebut antara
lain Konfusiusyang mengembangkan konfusianisme, Lao Tze yang mengembangkan Taoisme, Han Fei
Tsu, dan Li Ssu yang mengembangkan ajaran legalisme.
c) Masa Imperium Cina
dan Hasil Peradabannya
Cina
memasuki masa dinasti baru setelah Shih Huang Ti diangkat sebagai kaisar
pertama Dinasti Ch’in.Dalam menjalankan pemerintahannya, Kaisar Shih Huang Ti
melakukan tindakan-tindakan yang drastis.Pertama, dia menghancurkan
kekuasaan feodal dan mengadakan landreform.Para petani diberi hak lebih
besar.Kedua, masalah luasnya wilayah Cina dan keragaman dialek dalam
berkomunikasi bisa dipecahkan dengan membuat standardisasi dalam tulisan, mata uang dan timbangan yang tujuannya untuk memudahkan
pemungutan pajak.Ketiga, sistem pertahanan ditingkatkan untuk menghadapi ancaman invasi bangsa Hundi utara, dia
membangun tembok raksasa (The Great Wall of Cina) yang membentang
sepanjang perbatasan sebelah utara panjangnya sekitar 6400 km.
Tampilnya Liu
Pang sebagai kaisar Dinasti Han (206 SM–220 M) dalam panggung sejarah Cina
menandai lahirnya Masa Imperium.Dinasti baru ini meneruskan tradisi dinasti
sebelumnya, tetapi feodalisme tetap dikekang, pemerintah bersifat otokratis
yang didukung oleh pejabat berpendidikan yang bukan berasal dari golongan
aristokrat. Pada pemerintahan Han Wu Ti,
wilayah imperium diperluas ke Turkestan, India, Korea, dan Indocina.Perdagangan
mengalami kemajuan, dan melalui kegiatan ini terjadi pertemuan budaya Cina dan
India.Wilayah Indocina mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina dan India.Pada
masa ini juga, agama Buddha masuk ke Cina melalui hubungan dagang.Peradaban
masa Han yang paling mengagumkan adalah ditemukannya kertas sekitar tahun 105
M. Penemuan tersebut mampu menunjang berkembangnya peradaban yang lebih tinggi
pada dinasti-dinasti berikutnya.
Masa setelah
runtuhnya Dinasti Han pada 220 M ditandai dengan perang saudara.Setelah kurang
lebih 400 tahun berperang, Cina disatukan lagi oleh Dinasti Tang
(618–906M).Sejak masa Tang, pendidikan di Cina mengalami kemajuan, perdagangan
dan perjanjian dagang dengan negara tetangga banyak dilakukan.Hubungan dagang
dengan India, Persia, Arab, dan Jepang lebih intensif. Empat dinasti yang
berkuasa sampai abad ke-20 adalah Sung (906–1280 M), Mongol (1259–1368 M), Ming
(1368–1644 M), dan Manchu (1644–1912 M).
3) Peradaban
Mesopotamia
Bangsa Sumeria yang kemudian diikuti oleh bangsa Akadia
membangun kota-kota di tepian Sungai Euphrat dan Tigris serta
cabang-cabangnya.Terbentuklah kota-kota Ur atau Uruk, Lagash, dan Nipur.Kota-kota ini dibangun
dengan menggunakan lumpur dan tanah liat. Bangunan tanah liat itu kemudian
menjadi ciri khas peradaban arsitektur Mesopotamia.
a) Sistem
Kepercayaan
Bangsa Sumeria percaya
pada banyak dewa (polytheisme).Setiap dewa memiliki sifat berbeda.Mereka
percaya pada dewa bumi yang disebut Enlil.Dia adalah raja dewa yang
berkuasa atas alam semesta.Enki, dewa yang bijaksana yang menjalankan
kebijaksanaan Enlil di bumi.Bangsa Babylonia percaya bahwa para dewa telah
memilih Marduksebagai raja dewa.
b) Penyebaran
Peradaban Mesopotamia
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang membangun pola dasar sosial
ekonomi dan kehidupan intelektual di Mesopotamia, sedangkan bangsa Semit adalah
yang menyebarkannya ke luar dari wilayah Mesopotamia. Kira-kira tahun 2331 SM,
bangsa Semit di bawah pimpinan Sargon menaklukkan bangsa Sumeria dan mendirikan
imperium baru dengan ibu kota Akkad. Pada masa ini, peradaban Mesopotamia
menyebar ke Suriah dan pantai timur Laut Tengah serta Mesir.
c) Imperium
Babylonia
Imperium Babylonia menggantikan Imperium Sargon.Pada masa
ini, perdagangan bukan hanya berkembang pesat di sepanjang Sungai Euphrat dan
Tigris, melainkan juga di Assyria, Armenia, Suriah, Palestina, dan Laut
Tengah.Kota-kota di kawasan ini tumbuh pesat berkat kegiatan dagang.Berkembangnya Babylonia juga ditunjang oleh peran
rajanya yang memiliki pandangan jauh ke depan. Raja tersebut bernama Hammurabi
(1792–1750 SM).Sumbangan terbesar Hammurabi bagi peradaban manusia adalah
Undang-Undang Hammurabi atau Law Code of Hammuraby.Tulisan yang pertama di Mesopotamia yang berbentuk
cuneiform ditemukan oleh bangsa Sumeria pada kira-kira tahun 3100 SM.
d) Ilmu Pengetahuan
Mesopotamia
Bangsa
Mesopotamia telah memelopori konsep satu jam adalah 60 menit dan satu
menit adalah 60 detik, serta satu lingkaran adalah 360 derajat yang dapat
digunakan sekarang. Hasil karya matematika berupa geometri dan trigonometri
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah nyata, misalnya untuk membangun
kota, istana, kuil, dan kanal. Di bidang pengobatan, mereka telah mampu memadukan antara
gaib, obat, dan bedah.Mereka percaya bahwa rasa sakit disebabkan setan dan
karena itu harus diusir dengan kekuatan gaib.Namun, usaha tersebut harus
dibantu obat yang bersumber dari tanaman, hewan, dan bahan mineral.Para ahli
astrologi mampu menghitung lewatnya waktu dengan jam matahari atau sundial dan
jam air atau water clock, membagi minggu ke dalam 7 hari, dan satu hari
ke dalam 12 jam ganda seperti yang kita gunakan sekarang.
4). Peradaban Mesir Kuno di Afrika
Sejarawan Yunani Kuno pada abad ke-5 SM menyebut Mesir
sebagai “Hadiah dari Sungai Nil” (The give of the Nile). Dengan kata
lain, kemakmuran mereka diperoleh berkat hadiah Sungai Nil. Walaupun demikian,
kemakmuran yang dihadiahkan Sungai Nil lebih banyak dinikmati oleh para Firaun
dan golongan bangsawan, bukan oleh petani.Pada
3250 SM, pengaruh Mesopotamia masuk terutama dalam teknik arsitektur dan
bahan-bahan yang digunakan.Dari tahun 1680–1580 SM, wilayah utara Mesir
diperintah oleh bangsa Hyksos.Pengaruh tersebut telah memperkaya
peradaban Mesir tanpa mengubah ciri khasnya.
a) Sistem
Kepercayaan
Pusat sistem kepercayaan
dan kehidupan politik Mesir Kuno adalah Firaun atau raja/penguasa Mesir. Bagi
bangsa Mesir Kuno, Firaun dianggap sebagai:
(a)
Dewa Horus sebagai anak
dari Osiris yang kelak akan bersatu dengan Osiris setelah mati;
(b)
Perantara
bangsa Mesir dengan dewa-dewanya;
(c)
Penguasa
yang harus menjadi pemersatu antara manusia dan dewanya serta antara alam dan
manusia; dan
(d)
Pemelihara
kemakmuran di kawasan Sungai Nil.
b) Pemerintahan
Imperium Mesir
Bangsa
Mesir memasuki masa Imperium setelah mereka berhasil mengusir bangsa
Hyksos.Firaun Ahmose (1558–1533 SM) salah satu dari Firaun Delapan Belas
Dinasti mendesak bangsa Hyksos keluar dari daerah delta di Utara.Kerajaan Mesir
meluas ke sebelah selatan, utara, dan timur. Firaun Thutmose I (1512–1500 SM)
berhasil merebut Nubia di selatan dan Thutmose III (1490–1436 SM) menaklukkan
Palestina dan Syria. Raja terkenal dari Delapan Belas Dinasti firaun adalah
Ramses IIpada abad ke-13 SM.
c) Stratifikasi
Sosial Ekonomi Masyarakat Mesir
Kegiatan ekonomi penduduk Mesir Kuno adalah pertanian atau
agraria.Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, para perajin juga membuat gerabah,
lena (bahan pakaian), gelas, permata, dan kerajinan kulit.Hubungan dagang dilakukan dengan negara-negara
tetangga.Mereka memperoleh emas dan gading dari bangsa-bangsa Afrika.Adapun
tembaga diperoleh dari Kepulauan Aegia Yunani, kuda dan kayu dari Babylonia,
serta bahan cat dari Funisia.Sebaliknya, mereka mengekspor gandum dari hasil
kelebihan produksi di Lembah Sungai Nil.Susunan Masyarakat
terdiri dari golongan petani, buruh perkotaan, dan budak, para pedagang, dan bangsawan.
d) Arsitektur
Bidang seni dan arsitektur berkembang
karena didukung oleh keinginan firaun untuk membangun proyek-proyek raksasa
yang kuat dan tahan lama.Firaun juga berambisi memiliki bangunan yang indah,
seperti piramida, dan kuil-kuil yang ditopang dengan tiang-tiang
raksasa.Bangunan patung-patung firaun dan binatang sebagai bagian upacara
ritual untuk menyembah dewa-dewa.
e) Tulisan dan Aksara
Ilmu pengetahuan Mesir Kuno sampai pada
kita karena kemampuan mereka mencatatkannya melalui aksara atau tulisan.Tulisan
tersebut adalah hierogliph yang merupakan tulisan gambar.Pada 1799 ditemukan batu hitam besar
di Rosetta di Muara Sungai Nil yang kemudian disebut Batu Rosetta.Teka-teki mengenai batu
tersebut bisa diungkapkan oleh seorang sarjana Prancis bernama Jean Champoleon.
f) Astronomi
Bangsa
Mesir mampu membuat sistem penanggalan atau kalender bulan berdasarkan siklus bulan.Kalender
yang dibuat bangsa Mesir Kuno terdiri atas 12 bulan.Tiap bulan terdiri atas 30
hari. Satu masa ditambah dengan lima hari. Jadi, jumlah hari dalam setahun
menjadi 365.Selain itu, mereka juga sudah mengenal tahun kabisat seperti yang
kita kenal dewasa ini.
g) Pengobatan
Tradisi pengobatan diantaranya dikenal tradisi pengawetan
atau pembalseman mayat-mayat firaun dengan menggunakan ramuan-ramuan tertentu
atau biasa disebut sebagai mummy.
5). Peradaban Kuno di Eropa
Peraban kuno
di Eropa terdiri dari dua peradaban besar yaitu peradaban Yunani kuno dan
Romawi Kuno. Masing-masing peradaban memiliki karakteristik yang berbeda dalam
menjalankan kehidupan satu sama lainnya.
a. Peradaban
Yunani Kuno
Peradaban Pulau Kreta dikembangkan oleh
bangsa Minoa dan membentuk imperium yang berlangsung kurang lebih selama 16
abad (3000–1450 SM).Diperkirakan bahwa peradaban Yunani berasal dari Pulau
Kreta.Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang
yang menguasai jalur Laut Aegia dan Laut Tengah sebelah timur.Pada 1450, bangsa
Mysenaea berhasil menaklukkan Kreta dan menduduki istana Cnossus.Setelah selama
50 tahun menguasai Cnossus, bangsa Mysenaea berhasil meluaskan jaringan dagang
ke Laut Aegia, Anatolia (Turki), Siprus, dan Mesir.Kebudayaan Mysenaea menyebar
ke daratan Yunani dan seluruh Laut Aegia.
a) Polis
dan Sistem Pemerintahannya
Secara fisik, pengertian polis
adalah sebuah kota kecil dan desa sekitarnya. Di dalamnya tinggal penduduk di
perumahan yang homogen. Pada abad ke-5 SM, umumnya polis dikelilingi
oleh tembok serta memiliki tempat yang berbukit di tengah kota yang disebut acropolis, alun-alun di tengah
kota, dan pasar terbuka (agora). Di acropolis terletak kuil, altar,
monumen, serta bermacam peralatan yang digunakan untuk menyembah dewa.
(1) Polis Sparta
Polis Sparta mengembangkan sistem
pendidikan militer.Fisik setiap anak laki-laki diseleksi.Anak yang sehat dan
kuat dididik di sekolah militer yang diselenggarakan negara. Pada usia 20
tahun, anak yang telah mendapat pendidikan militer diizinkan untuk kawin dan
tinggal di barak-barak militer. Pada usia 30 tahun, mereka diberi tanah serta
budak-budak yang akan mengolahnya. Dengan sistem ini, Sparta menjadi negara
kota terkuat di Yunani.
(2) Polis Athena
Berbeda dengan Sparta, Athena mengembangkan bentuk pemerintahan
yang demokratis atau pemerintahan yang memberikan hak yang lebih besar kepada
rakyat untuk ikut serta dalam mengontrol jalannya pemerintahan.Pada masa
pemerintahan Pericles(461–429 SM), Athena benar-benar mengalami masa
keemasan.Di bidang politik pemerintahan, Athena menjadi guru bangsa Yunani.
b) Bangsa
Macedonia Imperium Alexander Agung
Di bawah pimpinan
Alexander, Macedonia berhasil meluaskan wilayahnya di sepanjang Laut Tengah dan
Laut Aegia.Setelah Mesir direbut, dia menjadikan Alexandria (Iskandariah)
sebagai pusat kebudayaan Hellenik.Ekspansinya ke timur sampai ke India, namun
tidak berhasil menyeberang Sungai Indus ke timur. Dia mendirikan ibu kota
imperium barunya di Babylonia pada 324 SM.
c) Kehidupan
Religi atau Kepercayaan
Di bidang kehidupan agama, orang Athena dan bangsa Yunani
umumnya menyembah dewa yang sama. Mereka percaya pada Dewa Zeus, Hera, Apollo,
Athena. Untuk menghormati Dewa Zeus, setiap 4 tahun diadakan festival dan
permainan di kota Olympus. Festival di Olympus berkembang menjadi beragam
pertandingan olahraga.Pesertanya berasal dari polis-polis Yunani yang kelak
menjadi cikal bakal olimpiade modern.
d) Ilmu
Pengetahuan dan Filsafat
Keinginan bangsa Yunani untuk mengungkap
alam tidak didasarkan mitos atau epos seperti bangsa Mesopotamia dan India,
tetapi dengan mengajukan pertanyaan secara rasional mengenai apa dan bagaimana
sesuatu terjadi. Para pemikir Yunani terkenal yang mengembangkan ilmu
pengetahuan dan filsafat, antara lain Thales (640–546 SM), Heraclitus (500 SM),
Pythagoras (590 SM), Democritus(460 SM),Hippocrates (abad 5 SM), Socrates
(469–399 SM), Plato(427–347 SM) dan Aristoteles (348–322 SM).
e) Kebudayaan
Hellenistik
Di bidang arsitektur,
ciri yang menonjol adalah keindahannya dan lebih ekspresif dibanding dengan
kebudayaan Hellenik.Salah satu bangunan besar peninggalan peradaban ini adalah
Mercusuar Pharos di Alexandria.Tingginya 400 kaki dengan 8 tiang penyangga
lampu di atasnya.
b. Peradaban Romawi Kuno
a) Munculnya
Peradaban Romawi Kuno
Secara garis besar, sejarah Romawi dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
(1) Masa Republik, yaitu suatu masa ketika Roma
tumbuh dari negara kota kecil menjadi republik
yang luas, dan
(2)
Masa Imperium, yaitu masa berkuasa-nya
monarki konstitusional. Sebelum memasuki kedua masa tersebut, Italia (tempat
kota Roma berdiri) dimasuki berbagai bangsa dari utara, timur, dan selatan.
b) Pemerintahan
Republik Romawi
Pada masa pemerintahan republik
terdapat beberapa unsur yang menjalankan pemerintahan.Kekuasaan eksekutif
dipegang oleh dua orang Consul(konsul) yang dipilih untuk masa jabatan
setahun.Jabatan konsul hanya boleh dipegang oleh golongan bangsawan atau
disebut Patricia.Kekuasaan legislatif terdiri atas dua kamar pertama
(Majelis Tinggi) yang disebut Senat, beranggotakan 300 orang golongan patricia
dengan jabatan seumur hidup. Lower house (Majelis Rendah) disebut comitia
atau majelis yang anggotanya berasal dari kalangan laki-laki yang mampu
menggunakan senjata.Comitia hanya memiliki sedikit kekuasaan.Pemerintahan di Romawi diantraranya dipegang oleh Triumvirat I (60 SM)di bawah kekuasaan Julius Caesar (100–44
SM) dan Crassus (115–53 SM).
e) Imperium Romawi
Imperium Romawi, menggantikan Republik Romawi, terjadi
setelah tampilnya Octavianus sebagai konsul atas seluruh Romawi.Dengan sistem
pemerintahan yang baru, imperium mengalami masa keemasan. Wilayah imperium
meluas ke barat, seperti Spanyol, Prancis, perbatasan Sungai Rhein di utara,
wilayah Sungai Danube di Balkan sehingga bangsa-bangsa Barbar di wilayah yang
ditaklukkannya mendapat pengaruh peradaban Romawi. Masa sejak kekuasaan
Augustus dan 200 tahun kemudian disebut sebagai Pax Romana atau masa
perdamaian.Kaisar Constantine (312–337 M)
adalah kaisar pertama yang memindahkan ibu kota Romawi ke Bizantium dan menamakannya
sebagai Constantinopel (sekarang Istambul). Peristiwa ini merupakan awal
perpecahan Romawi, pada 400 M terbagi menjadi dua,yaitu
Imperium Romawi Barat dengan ibu kota Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibu
kota Constantinopel.
f) Warisan Peradaban Romawi
Bangsa Romawi adalah bangsa yang
bersifat terbuka terhadap kebudayaan luar.Peradaban Hellenik (Yunani)
dan Hellenistik (campuran peradaban Yunani dan peradaban Timur)
diadopsi, kemudian dikembangkan menjadi satu peradaban baru, peradaban
Romawi.Di bidang arsitektur, peradaban Romawi memiliki keunggulan, seperti dalam teknik beton dan penggunaan lengkung bundar.Di
bidang sastra, peradaban mereka menghasilkan sastrawan besar seperti Cicero
(104–43 SM), Virgil (79–19 SM), Horacius (68–8 SM), dan dramawan Rerenciusdan
Plantus.
Pengetahuan mengenai obat-obatan Hellenik dikembangkan oleh
Galen (131–201 M) yang menjadi satu standar dalam pengobatan Romawi dan
penerusnya.Didukung oleh tersebarnya bahasa Latin, pengetahuan obat-obatan
tersebut dipelajari oleh bangsa-bangsa lain yang mendapat pengaruh
Romawi.Sekarang, pengetahuan mengenai obat-obatan, hukum, dan kedokteran
ditulis dalam bahasa Latin.Di bidang hukum,
bangsa Romawi merupakan penyumbang terbesar bagi peradaban Barat dalam
menegakkan keadilan.Sebagai contoh adalah Kode Hukum Justianusyang
pada abad 6 M menjadi dasar hukum negara-negara Barat sekarang.Kode Napoleon
yang terkenal pada prinsipnya mengadopsi dari hukum Romawi, begitu juga dengan
Hukum Kanon Gereja Katholik sekarang.
Peradaban Kuno di Amerika
Pada masa sebelum kedatangan bangsa Eropa di benua
Amerika, telah terdapat penduduk asli. Di Amerika didiami bangsa Indian.
Diperkirakan mereka berasal dari kawasan Asia yang
masuk Amerika dengan menyeberangi selat Behring. Pada abad
pertama Masehi di Amerika telah berkembang kebudayaan tua yang maju dan
berlangsung terus hingga kedatangan bangsa Spanyol pada abad 16 Masehi. Adapun
peradaban kuno yang maju tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.Peradaban Aztec
a.Peradaban Aztec
Bangsa Aztec berasal dari kelompok suku bangsa Toltek
dari utara yang kemudian mendiami dataran tinggi Meksiko. Peradaban Aztec
berkembang di daerah Meksiko. Bangsa Aztec bukan merupakan bangsa inovator,
melainkan sebagai bangsa yang mampu memadukan berbagai keunggulan budaya di
daerah sekitarnya dengan peninggalan budaya klasik. Sumbangan bangsa Aztec bagi
peradaban adalah bidang militer. Bangsa Aztec memiliki daerah taklukan, dimana
setiap daerah taklukan harus menyerahkan upeti berupa emas, perhiasan, budak,
bahan makanan, dan benda lainnya. Hal ini berakibat kota Tenochtitlan menjadi
kota megah. Bangsa Aztec dapat disejajarkan dengan kemampuan bangsa Romawi.
Pemerintahan bangsa Aztec bersifat sentralisasi,
dimana semua kekuasaan dipegang oleh pemerintah pusat. Lembaga peradilan telah
dibentuk dan diberlakukan di seluruh wilayah kerajaan. Kegiatan olah raga dan
berbagai pertandingan juga telah dikenal baik. Kesenian dan arsitektur telah
maju pesat, terutama dalam seni lukis dan seni bangunan. Bangunan besar dan
megah dibuat dengan menggunakan bahan batu, pasir dicampur semen sehingga kuat
dan halus. Bangunan piramida dibangun untuk memuja dewa.
Ilmu perbintangan, matematika dan tulisan gambar telah dikenal baik oleh bangsa Aztec. Dalam aspek
perekonomian, bangsa Aztec telah mengenal pertanian yang maju, perdagangan dan
industri dalam tingkat sederhana. Kepercayaan bangsa Aztec bersifat
polytheisme, dengan menyembah dewa matahari dan dewa perang (Huitzilopochtli).
Pemujaan dewa dilakukan pada setiap tahun dengan mengorbankan jiwa manusia. Hal
ini dapat dibuktikan dengan berbagai temuan arkeologis di kawasan Amerika Latin
sekarang ini. Penduduk Aztec dapat
dibedakan atas tiga kelas. Kelas atas ditempati pendeta dan kstaria. Kelas
kedua diduduki pekerja, pengrajin bebas, dan sedikit kaum pedagang. Sedangkan
kelas terendah terdiri atas budak. Peradaban Aztec berkembang pesat pada masa Montezuma II yang memerintah hingga kedatangan bangsa
Spanyol dan menaklukkan Aztec.
b.Peradaban Inka
Bangsa Inka berkembang di kawasan Peru (Amerika Tengah). Pada akhir abad XI Masehi, bangsa
Inka berhasil menguasai suku bangsa lain di Peru dan membentuk kerajaan.
Wilayah kerajaan terbentang dari Cuzco ke utara melalui daerah Ekuador, ke
selatan sampai sungai Maule (Chile Tengah) dan ke daerah sebelah utara
Argentina. Pusat pemerintahan berada di Cuzco. Masyarakat Inka dikenal
kemampuannya dalam bekerjasama dan menjaga perdamaian. Padahal mereka terdiri
atas ratusan kelompok masyarakat dengan bahasa yang beraneka ragam. Kerukunan
masyarakat Inka nampak dari sistem pengaturan irigasi pada musim panas.
a.
Pemerintahan
Kerajaan Inca berbentuk
imperium besar yang diperintah oleh raja yang berkuasa mutlak, tetapi lebih
mengutamakan kepentingan rakyat banyak. Kekuasaan raja bersifat turun temurun.
Pertanian telah maju dan mengenal irigasi dengan baik dan teratur. Hasil
pertanian berupa jagung, kacang dan kentang. Kegiatan perekonomian diatur
sepenuhnya oleh kerajaan. Perdagangan dilakukan dengan sistem barter.
b.
Kepercayaan
Agama tidak
memiliki peran penting dalam seluruh kehidupan bangsa Inka. Namun demikian
mereka memiliki lembaga agama dalam struktur pemerintahan. Kepercayaan bangsa
Inka bersifat polytheisme. Dewa yang paling berpengaruh dalam kehidupan
masyarakat adalah desa matahari, dewa bulan, bintang, halilintar dan dewa
kesuburan.
c.
Budaya
Dalam arsitektur, bangsa Inka memiliki peradaban yang
sangat maju. Hal ini nampak dari kemampuan dalam masalah batu, keramik,
pekerjaan merajut, metalurgi, tambang, pembuatan jembatan dan jalan. Hasil
budaya tertinggi bangsa Inka berupa Machu Picchu yaitu bangunan yang berdiri
pada punggung pegunungan Andes pada celah sempit antara puncak yang menjulang
pada ketinggian 600 meter di atas lembah sungai Urubamba. Selain pembanguna
kota, juga mampu membuat istana, kuil dan benteng.
d.
Ilmu
pengetahuan
Dalam bidang
ilmu pengetahuan, kemampuan dalam astronomi dan matematika lebih rendah
dibanding bangsa Maya dan Aztec. Seni musik dan puisi ternyata lebih maju.
Sedangkan dalam pemerintahan dan politik bangsa Inca lebih maju dibanding dua
bangsa yang lain.
c. Peradaban Maya
Peradaban Maya berkembang di kawasan Guatemala dan semenanjung Yukatan. Berdasarkan temuan arkeolog, peninggalan bangsa Maya dapat ditelusuri dari tahun 200 SM, sedangkan puncak kejayaannya berlangsung dalam kurun tahun 300 – 900 Masehi.
Peninggalan budaya bangsa Maya dapat diketahui dari
hasil budaya berikut :
1) bidang ilmu pengetahuan
Bangsa Maya telah menguasai ilmu perbintangan
(astronomi), matematika (menguasai konsep bilangan) yaitu angka 1 sampai dengan
20. Bangsa Maya mampu menghitung pergerakan planet dan membuat kalender
berdasarkan astronomi. Bangsa Maya mengenal dua kalender yaitu kalender
berdasarkan peredaran matahari dan kalender suci (untuk menentukan hari baik).
Ajaran agama, adat istiadat, sejarah, ketatanegaraan dan sebagainya diberikan
secara lisan. Suku Maya mengenal tulisan yang menggunakan lambang/ symbol
2) seni bangunan
Bangunan peradaban Maya terdapat hiasan relief,
lukisan tembok, dan berbagai macam hiasan pada bangunan, misal piramida Uxmal.
Bangunan dibuat besar dan megah, serta kuat yang menggunakan pasangan batu yang
diperkuat pasir dicampur dengan semen. Jalan raya telah dibuat kerajaan dengan
teratur baik.
3) bidang keagamaan / kepercayaan
Bangsa Maya menganut polytheisme yaitu menyembah
banyak dewa, terutama dewa matahari. Untuk pemujaan tersebut, mereka membangun
piramida dengna bagian puncak terdapat lubang untuk memasukkan mogam mulia
sebagai pengorbanan bagi kepentingan dewa.
4) bidang ekonomi
Bangsa Maya telah
mengenal pertanian dan perdagangan serta membuat barang kerajinan, misal benda
keramik, kerajinan tenun (menenun kain, baju dan sebagainya)
3.
Peradaban Awal
Masyarakat Indonesia
1) Kehidupan Berburu dari Masyarakat Berpindah Tempat (nomaden)
Ciri hidup peradaban awal
masyarakat Indonesia pada masa berburu dan menggumpulkan makanan tingkat
sederhana (Palaeolithikum) dan masa berburu dan menggumpulkan makanan
tingkat lanjut(Mesolithikum) adalah berpindah pindah (nomaden). Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tradisi
hidup seperti itu terus dilakukan dari generasi ke generasi dikenal dengan tradisi mengumpulkan makanan (food
gathering).Kepandaian mengumpulkan
makanan atau memburu binatang bagi mereka
dapat menentukan status sosial dalam kelompoknya. Melalui sistemprimus interpares,mereka
yang kuat kemungkinan akan diangkat menjadi pemimpin kelompoknya.
2) Konsep Keluarga
Pada kehidupan awal peradaban di
Indonesia belum ada konsep perkawinan.Pemimpin kelompok memiliki hak untuk mengawini banyak
perempuan anggota kelompoknya.Ketika anak lahir, perempuan yang melahirkan
berperan untuk menjaga bayinya berdasarkan naluri kewanitaannya. Perempuan akan
membesarkan dan menjaga anaknya karena dialah yang melahirkannya.Ketika jumlah
anggota kelompok semakin banyak, kepala kelompok harus melindungi semua anggota
kelompoknya. Dengan demikian, konsep keluarga inti
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak belum dikenal pada kehidupan awal
masyarakat Indonesia. Keluarga inti terbentuk melalui proses evolusi sejalan
dengan perkembangan budaya.
3) Berburu dan
Persebaran Masyarakat Nomaden
Ketika berlangsung Masa Es (Pleistocen),
wilayah-wilayah Indonesia bagian barat
menyatu dengan daratan Asia sementara Indonesia bagian timur dengan daratan Australia. Dalam kondisi geografis seperti ini
berlangsung perpindahan (migrasi) fauna dan manusia dari satu tempat ke
tempat lain atau dari satu pulau ke pulau lain. Banyak kelompok nomaden yang
berasal dari daratan Asia menyeberang ke Kepulauan Indonesia membawa alat-alat
peradaban budayanya. Demikian juga
sebaliknya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh von Koenigswald pada 1935, penggunaan peralatan daribatu serta tulang-tulang binatang sangat umum di seluruh
Indonesia pada masa berburu dan menggumpulkan makanan
tingkat sederhana (Palaeolithikum) dan masa berburu
dan menggumpulkan makanan tingkat lanjut (Mesolithikum).Alat-alat dari
batu tersebut antara lain berupa kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam
Sumatera, dan alat serpih.Penelitian
yang dilakukan H.R. van Heekeren, Basoeki, dan R.P. Soejonodi Pacitan,
membuktikan penggunaan alat-alat seperti itu.Dengan digunakannya alat-alat
tersebut, maka jumlah makanan yang dikumpulkan mampu memenuhi kebutuhan hidup
anggota kelompoknya.
4) Tradisi Bercocok Tanam
Sejak akhir masa Mesolithikum dan Neolithikum, kehidupan
manusia Indonesia ditandai dengan tradisi bercocok tanam dan menghasilkan
makanan sendiri yang
biasa disebut food producing.Menurut hasil penelitian arkeologi diperkirakan bahwa
kemampuan berpikir serta proses evolusi berpengaruh terhadap timbulnya tradisi
baru tersebut. Begitu juga dengan percampuran dengan kelompok-kelompok suku
lain menyebabkan terjadinya pertukaran pengalaman di antara mereka. Dari
pertukaran pengalaman ini, lahirlah tradisi baru, yaitu tradisi untuk bertempat
tinggal menetap, bercocok tanam, beternak, dan memelihara ikan. Tradisi ini
terus berlangsung dalam proses evolusi hingga Masa Logam dan Masa Sejarah
sekarang dalam tingkatan yang semakin maju.Mereka
juga mulai menjinakkan binatang buruan, seperti babi, kerbau, sapi, dan ayam.
5) Organisasi Sosial
Secara umum, ketua kelompok tidak sekedar primus
interpares atau orang terkuat di antara kelompoknya dan memiliki kedudukan istimewa. Ketua
kelompok juga bekerja bersama secara komunal (bersama-sama) dengan
anggota kelompok lainnya.Kegiatan bersama ini disebut tradisi gotong
royong.Anak laki-laki berperan membantu orang dewasa di ladang, dan berburu
binatang untuk dipelihara.Adapun perempuan dewasa memasak makanan dan memelihara anak selain bekerja di ladang. Untuk melindungi anak-anaknya perempuan mulai membangun
tempat berlindung yang kemudian berkembang menjadi tempat tinggal menetap.
6) Aspek Religi dan Kepercayaan
Kepercayaan yang berkembang di
masyarakat diantaranya adanya kekuatan gaib di luar dirinya yang disebut roh. Keyakinan terhadap adanya roh tersebut dalam perkembangannya ditujukan kepada kekuatan gaib dari
orang-orang yang sudah meninggal. Keyakinan terhadap roh tersebut dikenal juga
dengan animisme.Adapun keyakinan bahwa
benda-benda memiliki roh disebut dinamisme.Bangunan-bangunan seperti menhiryang digunakan sebagai medium
untuk menghadirkan roh nenek moyang, dolmen(meja batu untuk meletakkan
sesaji), arca batu (sebagai
penolak bala), sarkofagus(kubur peti batu),
serta punden berundak-undak adalah bentuk fisik kepercayaan
animisme dan dinamisme masa awal peradaban Indonesia.
4.
Dari Proses Migrasi Menjadi
Bangsa Bahari
1) Bangsa Bahari
Seperti telah disebutkan sebelumnya, nenek moyang bangsa
Indonesia merupakan campuran antara bangsa pendatang diantaranya bangsa-bangsa
Austronesia yang bermigrasi dari dataran Asia sejak 2000 tahun SM sampai
permulaan abad Masehi.Mereka disebut sebagai bangsa bahari karena mereka
menggunakan laut sebagai sarana komunikasi dan migrasi dari daratan Asia ke
Kepulauan Indonesia.Sepanjang hidupnya mereka juga bergantung pada laut untuk
memenuhi kebutuhan hidup.Mereka juga telah
menggunakan teknologi sederhana dengan cara membuat perahu bercadik untuk
berlayar.
2) Bangsa Agraris
Menurut penelitian Sukmono, tradisi bersawah berasal dari Indonesia yang kemudian
menyebar ke daratan Asia lainnya melalui Asia Tenggara.Dipadukan dengan
kepandaian berladang dan berhuma yang sudah dikembangkan sebelumnya, terbentuklah tradisi mata pencarian
pertanian berupa tanaman padi di sawah dengan menggunakan sistem pengairan.
3) Bangsa yang Hidup Bergotong Royong
Hidup gotong royong berkembang pada masyarakat pra-aksara,
terutama ketika menghadapi tantangan alam. Ketika mereka membuka hutan belukar
untuk ladang-ladang dan sawah kerja sama antaranggota kelompok komunal sangat
diperlukan. Pada masyarakat pra-aksara, konsep hak milik belum dikenal yang ada
adalah konsep milik bersama.Jadi, ladang yang dikerjakan bersama-sama oleh
komunal adalah milik semua orang yang mengerjakannya.
Modul IX
KEHIDUPAN
MANUSIA PRA-AKSARA INDONESIA
Mengevaluasi kehidupan awal manusia Indonesia di
bidang kepercayaan, sosial, ekonomi, ilmu, teknologi dan pengaruh dari
kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan
manusia masa kini.
A. Kegiatan Masyarakat Pra-Aksara Di
Indonesia
1)
Pengertian Masa
Pra-Aksara
Zaman pra-aksara adalah zaman ketika manusia belum
mengenal tulisan, ditandai dengan belum ditemukannya keterangan tertulis mengenai kehidupan manusia. Periode ini ditandai dengan cara hidup berburu dan mengambil bahan
makanan yang tersedia di alam. Pada zaman pra-aksarapola hidup dan berpikir manusia
sangat bergantung dengan alam. Tempat tinggal mereka berpindah-pindah berdasarkan ketersediaan sumber makanan.Zaman pra-aksara sering disebut juga
dengan zaman nirleka.Nir artinya tanpa danleka artinya tulisan.Zaman pra-aksara berakhir ketika masyarakatnya sudah mengenal tulisan.
2)
Pembabakan Masa
Pra-Aksara Indonesia
Pembabakan masa pra-aksara
Indonesia telah dimulai sejak 1920-an oleh beberapa peneliti asing seperti P.V.
van Stein Callenfels, A.N.J. Th. van der Hoop, dan H.R. van Heekern. Pembabakan masa pra-aksara Indonesia didasarkan pada
penemuan-penemuan alat-alat yang digunakan manusia pra-aksara yang tinggal di
Kepulauan Nusantara. Para ahli
arkeologi dan paleontologi membagi masa pra-aksara Indonesia ke dalam dua
zaman, yaitu zaman batu dan zaman logam.Pengetahuan tersebut diperoleh dari
penggalian dan benda purbakala dan fosil manusia Para
ahli purbakala sepakat untuk membagi zaman pra-aksara di Indonesia menjadi
zaman batu dan zaman logam.Zaman batu dibagi kembali dalam beberapa zaman berdasarkan kehalusan, bentuk, jenis, dan ukuran alat batu yang
diciptakannya. Pembagian zaman batu tersebut, yaitu sebagai berikut :
a.
Zaman
Batu Tua (Paleolitikum)
Berdasarkan temuan geologis, arkeologis, dan paleontologis, zaman batu
tua diperkirakan berlangsung selama 600.000 tahun.
a)
Penguasaan
Teknologi
Selama
kurun waktu tersebut, manusia hanya menggunakan
alat-alat yang paling dekat dengan lingkungan hidup mereka seperti kayu, bambu,
dan batu. Mereka menggunakan batu yang masih kasar untuk berburu binatang.Pada
saat itu, batu juga berfungsi sebagai kapak yang digenggam untuk memotong kayu
atau membunuh binatang buruan.
b)
Kondisi Sosial
Kehidupan manusia pendukung zaman ini masih nomaden
atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kepindahan mereka
bergantung pada daya dukung alam berupa tersedianya bahan makanan, terutama
binatang buruan. Jika binatang buruan dan bahan makanan yang diambil dari hutan
sudah habis, mereka akan mencari dan berpindah ke tempat yang lebih subur.Kegiatan
seperti itu disebut peradaban food gathering atau pengumpul makanan
tahap awal.
c)
Manusia
Pendukung
Berdasarkan
temuan arkeologis, beberapa jenis manusia purba yang mendukung peradaban ini, diantaranya Meganthropus Paleojavanicus,Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus
Mojokertensis,Pithecanthropus
Erectus, Homo Soloensis, dan Homo Wajakensis.
d)
Hasil-Hasil
Kebudayaan
Benda-benda
yang diperkirakan berasal dari zaman batu tua banyak ditemukan di Pacitan dan
Ngandong, Jawa Timur.Ciri utama kebudayaan
Pacitan adalah alat-alat dari batu bentuknya tidak bertangkai atau disebut
kapak genggam. Kapak tersebut berfungsi sebagai chopper atau alat
penetak. Alat-alat tersebut diperkirakan digunakan manusia jenis Pithecanthropus
Erectus. Kebudayaan
Ngandong menghasilkan alat-alat yang terbuat dari tulang binatang dan kapak
genggam dari batu.
b.
Zaman
Batu Tengah (Mesolitikum)
a)
Kehidupan Sosial
Ciri
utama peradaban zaman ini adalah manusia pendukungnya telah bertempat tinggal
menetap.Diperlukan waktu ribuan tahun untuk mencapai taraf hidup menetap.Para
ahli ilmu purbakala menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung kurang lebih 20.000
tahun silam.Manusia pendukung zaman ini juga bertempat tinggal di gua yang
disebut peradaban abris sous roche.
b)
Hasil Kebudayaan
Alat-alat yang digunakan manusia pendukung masa
mesolitikum mendapat pengaruh dari alat-alat yang sama di daratan Asia. Ciri
utama kehidupan zaman ini adalah peninggalan sampah dapur yang disebutkjokkenmoddinger.Peradaban
ini ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, dari Aceh sampai Sumatra
bagian tengah.
c)
Keberadaan
Teknologi
Dari
tempat sampah dapur tersebut, ditemukan juga kapak genggam yang disebut pebble.Mereka
menggunakan batu pipih dan batu landasan untuk menggiling makanan serta membuat
cat yang diperkirakan ada kaitannya dengan kepercayaan mereka. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan.Perempuan bekerja di rumah dan mendidik anak serta menyiapkan
makanan.Adapun laki-laki dewasa berburu binatang dan menangkap ikan.
d)
Manusia
Pendukung
Manusia pendukung peradaban mesolitikum merupakan
campuran bangsa-bangsa pendatang dari Asia. Manusia pendukung peradaban
mesolitikum juga mengunakan flakes dan microlith atau batu-batu
pipih, segitiga, dan trapesium yang ukurannya kecil.
c.
Zaman
Batu Muda (Neolitikum)
a)
Teknologi
Ciri
utama zaman batu muda adalah manusia telah
menghasilkan makanan atau food producing.
Menurut Dr. R. Soekmono, ahli arkeologi Indonesia, perubahan dari food
gathering ke food producing merupakan satu revolusi dalam
perkembangan zaman pra-aksara Indonesia.
b)
Kehidupan Sosial
Manusia
pendukung peradaban ini sudah bertempat tinggal menetap, bercocok tanam,
beternak, mengembangkan perikanan. Dengan kata lain, telah mengembangkan
kebudayaan agraris walaupun dalam tingkatan yang masih sangat sederhana.
Manusia pendukung zaman ini membuat kerajinan, membuat aturan hidup bersama
dalam satu komunitas.
c)
Manusia
Pendukung
Manusia
pendukung kebudayaan neolitikum ialah Proto Melayu.Manusia Proto Melayu ini
hidup pada ± 2000 SM. Prototipe manusia Proto Melayu sekarang masih dapatditemukan pada ciri-ciri fisik Suku Sasak,
Toraja, Dayak, dan Nias.Hasil kebudayaan dan peradaban manusia ini yang relatif
sudah lebih maju daripada zaman mesolitikum.
d) Hasil Budaya
Benda-benda
yang berasal dari zaman batu muda dikembangkan menjadi peralatan yang
lebih halus. Pada masa ini sudah mulai muncul adanya kepercayaan terhadap
kekuatan gaib yang disebut animisme dan dinamisme. Hal ini dapat dilihat dari
adanya peninggalan yang terkait dengan upacara ritual.
d.
Zaman
Batu Besar (Megalitikum)
a)
Bidang Teknologi
Berdasarkan hasil temuan arkeologis, zaman megalitikum
diperkirakan berkembang sejak zaman batu muda sampai zaman logam.Ciri
terpenting pada zaman ini adalah manusia pendukungnya telah menciptakan
bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu.Bangunan-bangunan yang berkaitan
dengan sistem kepercayaan mereka, di antaranya menhir, dolmen, sarkofagus
(keranda), kubur batu, punden berundak, dan arca.
b)
Sistem
Kepercayaan
Masyarakat pendukung peradaban zaman batu besar percaya
kepada nenek moyang yang kali pertama mendirikan kampung tempat tinggal
mereka.Untuk menghormati para nenek moyang tersebut, mereka mendirikan menhir
yang berupa tiang atau tugu. Mereka mendirikan dolmen atau meja batu sebagai tempat
meletakkan sesajiuntuk arwah nenek moyang.Meja batu tersebut
juga berfungsi sebagai penutup sarkofagus (peti kubur batu).Pemujaan terhadap arwah nenek moyang
juga dilakukan pada punden berundak-undak atau bangunan tumpukan batu yang
bertingkat. Mereka juga membuat arca batu sebagai
simbol nenek moyangnya dengan tujuan yang
sama.
e.
Zaman Logam (±10.000
Tahun Silam)
Setelah
melewati tahapan zaman megalitikum, sampailah manusia pra-aksara Indonesia pada
zaman logam.Alat-alat yang terbuat dari batu dianggap tidak efektif lagi untuk
menunjang kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu, alat-alat tersebut secara bertahap mulai ditinggalkan.
Teknologi
yang Dihasilkan
Bijih logam mungkin sudah ditemukan pada zaman batu
tua.Sementara pengetahuan untuk meleburnya menjadi lempengan logam, baru
terbentuk pada zaman berikutnya.Adapun kemampuan melebur serta membuat
alat-alat yang lebih fungsional (memiliki kegunaan praktis) baru tercipta
setelah kepandaian membuat alat-alat dari batu mencapai puncaknya.Namun,
tradisi penggunaan alat dari batu pun terus dipertahankan bersamaan dengan
tradisi penggunaan alat dari logam.
Peradaban
zaman ini menghasilkan kapak corong, candrasa (kapak corong yang salah
satu sisinya panjang), nekara berukir yang berfungsi sebagai alat
upacara, nekara yang tinggi panjang (moko), alat-alat pertanian, dan
perhiasan.Zaman pra-aksara Indonesia tidak mengenal zaman tembaga, tetapi hanya
mengalami zaman perunggu dan zaman besi.
Kehidupan
Sosial
Melalui
proses evolusi, peradaban pra-aksara Indonesia mengenal zaman logam, suatu
zaman yang lebih maju dibandingkan dengan zaman batu. Dengan peralatan logam,
kehidupan bisa berjalan lebih baik, usaha pertanian lebih produktif (memberi
hasil).
Manusia
Pendukung
Manusia pendukungnya Deutro Melayu yang hidup pada ± 300 SM.
1.
Tradisi Pewarisan Budaya Masyarakat
Tradisi pewarisan budaya masyarakat akan diuraikan dalam tiga bagian, yaitu cara
masyarakat merekam dan mewariskan masa lalu, cara masyarakat mengembangkan
tulisan, dan peranan folklor, mitologi, dan legenda dalam historiografi
Indonesia.
1)
Cara Masyarakat Merekam
dan Mewariskan Masa lalu
Cara masyarakat
yang belum mengenal tulisan (masa pra-aksara) merekam dan mewariskan masa
lalunya dilakukan melalui tradisi lisan (oral tradition). Tradisi lisan
merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan atau adat istiadat menggunakan
bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari dari seseorang kepada
orang lain.
Tradisi lisan
dapat diartikan sebagai proses dapat pula sebagai produk. Sebagai proses,
tradisi lisan terkait dengan kebiasaan anggota masyarakat menyampaikan
pengalaman hidup sehari-hari serta pengalaman masa lalu melalui bahasa lisan.
Sebagai produk, tradisi lisan terbentuk karena kebiasaan anggota masyarakat
tersebut menyampaikan informasi, pengalaman melalui lisan.Sebagai produk,
tradisi lisan juga terlihat dalam legenda, folklor, kisah atau mitos. Tradisi
lisan dapat pula diartikan sebagai pengungkapan lisan yang disampaikan dengan
kata-kata dari satu generasi ke generasi yang lain dan seterusnya.
Tradisi lisan
merupakan bagian dari kebiasaan hidup sehari-hari dengan menggunakan bahasa
sebagai media/alat untuk menyampaikan pesan, gagasan, serta pengalaman. Pesan,
gagasan, serta pengalaman tersebut disampaikan secara
lisan oleh siapa pun yang memiliki pesan, gagasan, dan pengalaman tersebut
kepada orang lain dalam lingkungan tempat tinggal mereka. Bagi masyarakat yang
belum mengenal tulisan, tradisi lisan merupakan media untuk mewariskan
pengalaman masa lalu dan masa kini untuk generasi yang hidup saat itu dan
generasi yang akan datang.
2)
Cara Masyarakat
Mengenal Tulisan dan Mengembangkan Tradisi Sejarah
Upaya masyarakat pra-aksara untuk mempertahankan dan
menyebarluaskan nilai-nilai moral, keagamaan, adat
istiadat, petuah leluhur, peribahasa, serta kejadian-kejadian sehari-hari yang
dialaminyaadalah dengan tradisi lisan. Selain itu melalui
tradisi lisan nilai-nilai yang terkait dengan kehidupan mereka dapat terus terpelihara dan dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Misalnya,
nasihat para leluhur yang disampaikan secara lisan dan turun-temurun harus
tetap dijaga.Cara yang mereka lakukan ialah dengan menjaga nasihat tersebut
melalui ingatan kolektif anggota masyarakat dan disampaikan secara lisan.
3)
Folklor, Mitologi,
Legenda, dan Lagu
Folklor,
mitologi, legenda, dan lagu-lagu di berbagai daerah dapat digolongkan ke dalam tradisi lisan yang dapat dijadikan
sebagai sumber sejarah.
Folklor
merupakan bagian dari sastra lisan yang berisi cerita, kisah, adat istiadat
keagamaan, upacara ritual, dan pengetahuan pada rakyat di daerah
tertentu.Sebagai sumber sejarah, folklor dapat dijadikan sebagai pelajaran,
pengajaran yang diwariskan dari masa lampau dan memberikan gambaran nyata dan
benar dari pengalaman sosial suatu kebudayaan lisan. Folklor sebagai kebudayaan dibangun dari bahan sosial, yaitu
hasil abstraksi dari pengalaman sosial suatu masyarakat.
Mitos merupakan
cerita tradisional yang materinya menyangkut dewa, penciptaan dunia, dan
makhluk hidup.Dalam bahasa Yunani, mite berarti alur pemberian hubungan antara
manusia, dewa, alam semesta, dan pengalamannya.
Legenda adalah tradisi lisan masyarakat sebagai hasil rekonstruksi ingatan
serta khayalan tentang lingkungan tempat tinggal mereka.Walaupun sulit
dibuktikan kebenaran tentang isinya, legenda dapat dikritisi oleh sejarawan
sebagai salah satu sumber sejarah untuk menggambarkan kebudayaan daerah yang
diteliti. Sebagai contoh di Jawa Barat
terdapat legenda Sangkuriang, dan di Sumatra Barat terdapat legenda Malin
Kundang.Legenda Sangkuriang dikaitkan dengan terbentuknya Gunung Tangkuban
Parahu, sedangkan legenda Malin Kundang terkait dengan kisah seorang anak yang
durhaka pada orangtuanya sesuai dengan adat istiadat masyarakat
Minangkabau.Legenda-legenda tersebut
berisi ajaran moral serta nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
setempat.Hampir semua daerah di Indonesia memiliki legenda tentang daerahnya.
2.
Kebudayaan
Bacson-Hoabinh
Bacson-Hoabinh merupakan sebuah
pegunungan yang berdekatan dan berada di daerah Tonkin di Indo-Cina sebagai
pusat kebudayaan pra-aksara.Di sini banyak ditemukan benda peninggalan
pra-aksara, seperti kapak-kapak yang masih kasar sebagai peninggalan masa Mesolitikum
dan kapak-kapak yang dikerjakan secara halus karena diasah bagian
ketajamannya (proto-neolitikum). Di antara kapak-kapak tersebut,
ada kapak Sumatra dan kapak pendek yang disebut pebbles serta alat-alat
yang dibuat dari tulang. Seorang sejarawan Prancis, M. Colani memberi nama kebudayaan Bacson-Hoabinh. Hal ini
disebabkan pada kedua tempat tersebut banyak ditemukan benda-benda peninggalan
masa mesolitikum Asia Tenggara.Dari daerah Bacson-Hoabinh kemudian menyebar ke
berbagai wilayah, termasuk ke Indonesia melalui Thailand dan Malaysia Barat.
Selain benda-benda
kebudayaan di Tonkin juga ditemukan fosil manusia yang menempati daerah
tersebut yang terdiri atas dua golongan bangsa, yaitu jenis Papua Melanesoid
dan Europasoid.Selain itu, ditemukan pula fosil jenis Mongoloid dan
Austroloid.Persebaran jenis Melanesoid ini sampai ke Indonesia
dan Lautan Teduh. Bangsa inilah yang melahirkan kebudayaan Bacson-Hoabinh yang
menghasilkan alat-alat pebbles. Di sana pun terjadi percampuran antara Melanesoid
dan Europasoid yang melahirkan Austroloid
yang pada zaman neolitikum tersebar ke seluruh Kepulauan Indonesia.
Dengan demikian, kebudayaan Neolitikum di Indonesia berasal dari Tonkin,
tepatnya di Pegunungan Bacson dan Hoabinh.
3.
Kebudayaan
Dongson
Kebudayaan Dongson merupakan bagian dari perkembangan
kebudayaan pada zaman perundagian terutama pada zaman perunggu. Kebudayaan ini
berkembang di Asia Tenggara, termasuk di Nusantara sejak sekitar 1000 SM sampai
1 SM bergerak ke Indonesia lalu menuju Nusantara yang berkembang di Lembah Sòng
Hòng. Pada 1924, Payot mengadakan penggalian di sebuah kuburan Dongson.Dalam
penggalian tersebut ditemukan berbagai macam peralatan dari perunggu, seperti nekara,
bejana, ujung tombak, kapak, dan gelang-gelang.
Berbagai peralatan
yang ditemukan di Dongson memiliki kesamaan dengan yang ditemukan di
Indonesia. Kesamaan tersebut di antaranya dilihat dari segi hiasan dan bahan
yang digunakan.Nekara yang di temukan umumnya dihias gambar manusia atau
hewan.Adapun bahan logam yang digunakan untuk membuatnya mengandung unsur timah
yang berkualitas.Di
Indonesia,
bejana serupa banyak ditemukan di Kerinci,Madura dan paling
banyak ditemukan di pulau Sumatra, Jawa, dan Maluku.Hal tersebut menimbulkan
dugaan adanya hubungan budaya yang berkembang antara Dongson dan Indonesia.
4.
Kebudayaan Sa Huynh
Kebudayaan Sa Huynh memang tidak banyak dikenal jika
dibandingkan dengan kebudayaan Hoabin, Bacson, dan Dongson. Namun ternyata
kebudayaan Sa Huynh memiliki pengaruh yang besar terhadap kebudayaan Indonesia.
Kebudayaan Sa Huynh kebudayaan pantai yang berasal dari Vietnam yang berkembang
di akhir zaman logam sekitar 600 SM – 1 M.
Teknologi yang digunakan kebudayaan
Sa Huynh untuk membuat logam disinyalir
merupakan hasil perkenalan dan pengaruh dari kebudayaan Cina. Benda
perunggu yang ditemukan di wilayah Sa Huynh berupa seperti gelang dan
lonceng.Dua benda logam tersebut diduga ikut mempengaruhi
kebudayaan dan keberadaan lonceng dan gelang di Indonesia.Kebudayaan Sa Huynh
berasal dari kampung pesisir di selatan Da Nang, di antara Thua Thein dan delta
Sungai Dong Nai di Provinsi Quang Nam, Vietnam, dan memiliki keahlian tinggi
dalam bidang kerajinan logam, terutama perunggu. Kebudayaan Sa Huynh memiliki
corak yang sangat mirip dengan kebudayaan Dongson, yang selama ini kita kenal
memiliki pengaruh kuat di Asia Tenggara. Kebudayaan Sa Huynh ini berlangsung
antara 600SM sampai 1M.
Ciri khas
kebudayaan Sa Huynh yang membedakan dari kebudayaan Dong Son maupun kebudayaan
lain, adalah kubur tempayan yang merupakan prosesi penguburan dengan memasukkan jenazah ke dalam tempayan.Setelah itu tempayan tersebut
dikuburkan ke dalam tanah. Budaya inilah yang diyakini dibawa oleh orang Cham ke
Kepulauan Indonesia. Hal ini berdasarkan
bukti-bukti arkeologis berupa penemuan tempayan kubur di Laut Sulawesi yang
memiliki kemiripan dengan tempayan kubur di Sa Huynh.Penemuan ini
mendukung teori jalur perkembangan
kebudayaan Sa Huynh yang ada di Vietnam masuk ke Indonesia.Kebudayaan
Vietnam diyakini masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yakni jalur barat,
melewati pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan; dan jalur timur, melalui Formosa,
Filipina, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar