Selasa, 12 April 2016

BAHAN AJAR SEJARAH PEMINATAN KELAS X SMA SANTU PETRUS PONTIANAK SEMESTER GENAP



GURU PENGAMPU
IMAM SYAMSUL HUDA S.Pd
SMA SANTU PETRUS
PONTIANAK
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Modul VII
MANUSIA PURBA INDONESIA DAN DUNIA

1.    Menganalisis keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam fisik dan budaya
2.    Menyajikan hasil analisis mengenai keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budayaPokok B
1.         Manusia Purba di Indonesia
1)        Jenis Manusia Purba di Indonesia dan Kaitannyadengan Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Bagaimana cara mengetahui kehidupan manusia yang hidup pada masa awal? Ada dua cara, yaitu melalui sisa-sisa manusia, tumbuhan, dan hewan yang telah membatu atau biasa disebut dengan fosil dan melalui benda-benda peninggalan sebagai hasil budaya manusia, alat-alat rumah tangga, bangunan, artefak, perhiasan, senjata, atau fosil manusia purba yang diketemukan.
Kehidupan manusia purba di Indonesia diketahui melalui peninggalan fosil tulang-belulang mereka. Fosil-fosil tersebut meliputi tengkorak, badan, dan kaki.Fosil tengkorak dengan ukuran kapasitas tempurung kepalanya dapat mengungkap-kan sejauh mana kemampuan berpikir mereka dibandingkan dengan kapasitas manusia modern sekarang. Demikian juga dengan bentuk tulang rahang, lengan, dan kaki dapat dibandingkan dengan bentuk tulang yang sama dengan tulang manusia modern sekarang atau dengan jenis kera (pithe). Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa mereka berbeda dengan manusia modern sekarang, namun memiliki tingkat kecerdasan tertentu yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kera.Mereka telah memiliki tingkat kemampuan untuk mengem­bangkan kehidupan, seperti halnya manusia sekarang walaupun dengan tingkat yang sangat terbatas.Mereka lazim disebut sebagai manusia purba atau manusia yang hidup pada zaman pra-aksara.
Berikut akan diuraikan fosil jenis manusia purba yang di­temu­kan di wilayah Indonesia.
a.    Meganthropus Palaeojavanicus (mega = besar, anthropus = manusia, palaeo = tua, dan javanicus = Jawa)
Jenis manusia ini dianggap sebagai manusia tertua yang hidup di Jawa kira-kira 2 juta sampai 1 juta tahun silam.Manusia purba jenis ini memiliki ciri-ciri biologis berbadan besar, kening menonjol, dan tulang pipi menebal.Makanan utamanya adalah tumbuh-tumbuhan. Fosil tulang rahang bawah manusia purba jenis ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswaldpada 1941 di dekat Desa Sangiran, Lembah Sungai Bengawan Solo.
b. Pithecanthropus Robustus dan Pithecanthropus Mojokertensis (pithe = kera)
Jenis manusia ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1936 di Lembah Sungai Brantas.Manusia ini dianggap generasi lebih muda dibandingkan dengan jenis manusia pertama.Jenis manusia purba ini masih mirip kera sehingga disebut pithe.
c.    Pithecanthropus Erectus (erectus = tegak)
Manusia jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1890–1892 di Desa Trinil, dekat Ngawi, Madiun.Berdasarkan temuan tengkoraknya, jenis manusia ini bertubuh agak kecil dan memiliki kemampuan pikir yang masih rendah. Volume otak kepalanya masih 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern adalah lebih dari 1000 cc, dan jenis kera tertinggi 600 cc. Diperkirakan jenis manusia ini hidup kira-kira 1 juta hingga 600.000 tahun silam.
d.    Homo Soloensis
Kedua jenis manusia ini ditemukan pada 1931–1934.Homo Soloensis ditemukan di sepanjang Bengawan Solo (Ngandong, Sambungmacan, dan Sangiran) oleh C. Ter Haardan W.F.F. Oppenoorth.Bentuk tubuhnya tegak dan keningnya sudah tidak menonjol.Mereka hidup dari 900.000 sampai 200.000 tahun yang lalu.Adapun Homo Wajakensis ditemukan oleh Von Rietschoten di Desa Wajak pada 1888 dan Eugene Duboispada 1889.
Diperkirakan manusia jenis ini hidup dari 60.000 sampai 25.000 tahun yang lalu.Kedua jenis manusia ini disebut homo karena mirip manusia modern. Volume otaknya pun sudah mencapai 1300 cc. Mereka juga disebut sebagai homo sapiens karena kecerdasannya hampir menyamai manusia modern sekarang. Jenis Manusia Wajak diperkirakan merupakan nenek moyang bangsa asli Australia, yaitu bangsa Aborigin.
e.    Homo Mojokertensis
Manusia jenis ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1936 di Mojokerto.Fosil yang ditemukan adalah sebuah tengkorak anak-anak yang diperkirakan belum melewati umur 5 tahun.Ralph von Koenigswold memperkirakan fosil Homo Mojokertensis ini adalah fosil yang berasal dari anak-anak Pithecanthropus.
2)   Peta Jalur Penyebaran Manusia Purba di Indonesia
Menurut teori H. Kern dan Von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari rumpun bangsa Austronesia yang masuk ke Indonesia sekitar 2000 SM secara bergelombang dan menyebar ke wilayah Indonesia.Mereka berasal dari daerah Yunan (Tonkin), yaitu sekitar lembah hulu Sungai Mekhong, Vietnam sekarang.Perpindahan bangsa Austronesia tersebut disebabkan oleh berbagai faktor.Pertama, terjadinya bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan sebagainya.Kedua, adanya serangan bangsa-bangsa pengembara dari Cina Utara (bangsa Barbar) sekitar tahun 2000 SM, dan serangan dari bangsa Tibet sekitar 1000 SM. Faktor tersebut telah mendorong bangsa Austronesia meninggalkan tempat kelahirannya untuk mencari tempat hidup baru yang lebih aman. Mereka datang ke Indonesia ada yang melalui jalur darat dan ada juga yang melalui jalur laut.Penyebaran mereka ke Indonesia terbagi dalam dua gelombang, yaitu sebagai berikut.
a.    Gelombang Pertama (2000 SM)
Nenek moyang bangsa Indonesia yang datang kali pertama diper­kirakan terjadi pada 2000 SM. Arus perpindahan bangsa Austronesia ini membawa kebudayaan Neolithikum, dan dikenal dengan sebutan Proto Melayu (Melayu Tua). Mereka datang dari Yunan ke Indonesia melalui jalur Barat dan Timur.
(a)  Jalur Barat, dari Semenanjung Malaya, Sumatra, ada yang menuju ke Jawa, ada yang menuju ke Kalimantan, dan berakhir  di Nusa Tenggara. Peninggalan kebudayaan yang dibawa melalui jalur barat ini adalah kapak persegi.
(b)  Jalur Timur, dari Teluk Tonkin di Yunan menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua, sampai Australia. Peninggalan kebudayaan yang dibawa melalui jalur ini adalah kapak lonjong yang banyak dijumpai di Minahasa, Seram, Kalimantan, dan Papua.Oleh karena itu, kapak ini sering disebut Neolithikum Papua.
Dari sekian banyak suku bangsa Indonesia yang tersebar di seluruh Kepulauan Nusantara, kita masih dapat melihat suku bangsa yang tergolong Proto Melayu ini, yaitu Suku Batak Pedalaman, Suku Dayak, Suku Toraja, dan Suku Papua.
b.    Gelombang Kedua (500 SM)
Gelombang kedua terjadi sekitar 500 SM. Gelombang kedua ini juga termasuk dalam rumpun bangsa Austronesia yang disebut Deutro Melayu (Melayu Muda).Kebudayaan yang dibawa ras Deutro Melayu ini relatif lebih maju karena mereka sudah mengenal benda-benda dari perunggu, seperti kapak corong, nekara, dan perhiasan perunggu (Kebudayaan Dongson).
Bangsa Austronesia dari ras Deutro Melayu ini akhirnya dapat mendesak ras Proto Melayu yang sudah lebih dahulu datang.Sifat ras Deutro Melayu ini lebih terbuka terhadap pengaruh kebudayaan luar dibandingkan dengan ras Proto Melayu. Kedatangan nenek moyang ke wilayah kepulauan kita memilih daerah pantai, muara, dan sungai dengan per­timbangan, antara lain letaknya strategis, mudah mendapatkan air, subur, tersedia bahan makanan, dan jalur lalu lintas yang mudah dilalui.
Melalui perjalanan waktu yang sangat panjang, ras Deutro Melayu ini akhirnya menjadi nenek moyang sebagian besar bangsa Indonesia.Kehadirannya me-lahirkan kebudayaan baru dan kemudian menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang ini.
2.    Jenis-Jenis Manusia Purba di Dunia
Fosil manusia purba selain ditemukan di Indonesia, juga ditemukan di tempat-tempat lain di Dunia yaitu Cina, Afrika, dan Eropa.Berikut paparan mengenai jenis manusia purba yang ditemukan diantaranya sebagai berikut.
1)   Manusia purba di Cina
Manusia purba yang ditemukan di Cina disebut Homo Pekinensis, yang berarti “manusia dari Peking” (sekarang Beijing).Homo Pekinensis ditemukan di Gua Choukoutien sekitar 40 km dari Peking.Fosil ini ditemukan oleh seorang sarjana dari Kanada bernama Devidson Black dan Franz Weidenreich.Berdasarkan penyelidikan, kerangka jenis manusia purba ini menyerupai kerangka Pithecanthropus Erectus. Oleh karena itu, para ahli menyebutnya juga dengan nama Pithecanthropus Pekinensis atau Sinanthropus Pekinensis yang berarti “manusia kera dari Peking”. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan.Sinanthropus pekinensis memiliki kapasitas otak sekitar kurang lebih 900-1200 cc.
2)   Manusia purba di Afrika
Manusia purba yang ditemukan di Afrika disebut Homo Africanus yang berarti “manusia dari Afrika”.Fosilnya ditemukan oleh Reymond Dart.Fosil ini ditemukan di dekat sebuah pertambangan Taung Bostwana, tahun 1924.Setelah direkonstruksi ternyata membentuk kerangka seorang anak yang berusia sekitar 5 sampai 6 tahun. Fosil ini di beri nama Australopithecus Africanus, karena hampir mirip dengan penduduk asli Australia. Selanjutnya, Robert Broom menemukan fosil serupa yang berupa tengkorak orang dewasa di tempat yang sama. Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924.Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja.
3)   Manusia purba di Eropa
Manusia purba yang ditemukan di Eropa disebut Homo Neandherthalensis.Nama itu mengandung arti “manusia Neanderthal”.Manusia jenis ini ditemukan oleh Rudolf Virchow di lembah Neander, Dusseldorf, Jerman Barat tahun 1856.Selain di Jerman juga ditemukan di Gua Spy Belgia. Di Prancis ditemukan manusia Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis
Selanjutnya di daerah Amerika Selatan ditemukan manusia purba dengan ciri-ciri kapasitas otak 600cc, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Fosil menusia kera tersebut disebut Australopithecus dan Homo Cro Magnon.
Secara khusus berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa perbedaan antara jenis Pithecanthropus Erectus dengan Homo Sapiens. Dapat dilihat perbedaan antara keudanya sebagai berikut.
  • Ruang tengkorak Pithecanthropus lebih kecil dibandingkan Homo Sapiens, sehingga volume otaknya juga lebih kecil. Ruang tengkorak Pithecanthropus kurang dari 1000 cc, sedangkan ruang tengkorak Homo Sapiens lebih dari 1000 cc.
  • Tulang kening Pithecanthropus lebih menonjol ke depan.
  • Tulang rahang bawah Pithecanthropus lurus ke depan sehingga tidak berdagu, sedangkan Homo sapiens berdagu.
  • Tulang rahang dan gigi Pithecanthropus lebih besar dan kuat dari pada tulang rahang Homo sapiens.
  • Tinggi dan berat badan Homo Sapiens lebih besar yaitu 130-210 cm dan 30-150 kg.
3.    Penemuan Manusia Purba Modern
Pengertian atau arti definisi manusia purba modern adalah manusia yang termasuk ke dalam spesies homo sapiens dengan kapasitas otak ±1450cc hidup sekitar 15.000 hingga 150.000 tahun yang lalu. Manusia modern disebut modern karena hampir mirip atau menyerupai manusia yang ada pada saat ini atau sekarang. Berikut jenis-jenis manusia purba jenis Homo Sapiens yang ditemukan di beberapa tempat di Dunia :
1.    Manusia Swanscombe - Berasal dari Inggris
2.    Manusia Neandertal - Ditemukan di lembah Neander
3.    Manusia Cro-Magnon / Cromagnon / Crogmanon - Ditemukan di gua Cro-Magnon, Lascaux Prancis. Dicurigai sebagai campuran antara manusia Neandertal dengan manusia Gunung Carmel.
4.    Manusia Shanidar - Fosil dijumpai di Negara Irak
5.    Manusia Gunung Carmel - Ditemukan di gua-gua Tabun serta Skhul Palestina
6.    Manusia Steinheim - Berasal dari Jerman
Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, para ahli menggolongkan manusia di dunia ke dalam 4 ras sebagai berikut:
1.    Ras Australoid, yaitu golongan manusia yang kini sisanya hidup tersebar di pedalaman Australia
2.    Ras Mongoloid, yaitu golongan manusia yang jumlahnya paling banyak dan hidup tersebar di seluruh dunia.
3.    Ras Kaukasoid, yaitu golongan manusia yang kini hidup tersebar di Eropa, Afrika, Amerika, Australia, dan Asia Barat Daya.
4.    Ras Negroid, yaitu golongan manusia yang sekarang hidup tersebar di Afrika.
Modul  VIII
PERADABAN AWAL DUNIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERADABAN AWAL INDONESIA

1.    Menganalisis peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterikatannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial;
2.    Menyajikan hasil analisis peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial.
1.    Sungai dan Perkembangan Peradaban
Pada umumnya, peradaban kuno di dunia berkembang di sekitar sungai-sungai besar. Bangsa Mesir, Irak, India, dan Cina Kuno mengembangkan peradabannya di kawasan sungai besar yang melintasi kawasan tersebut. Sungai Nil di Mesir, Euphrat dan Tigris di Irak, Gangga di India dan Kuning di Cina, merupakan pusat-pusat peradaban tertua di dunia.Keempat sungai tersebut memiliki karakter berbeda yang menyebabkan penduduknya mengembangkan cara hidup yang berbeda pula. Hal ini disebabkan adanya perbedaan keadaan geografis, musim, cuaca, serta tanaman yang diolah.
Belajar dari perbedaan karakter sungai-sungai tersebut, masyarakat kuno menggunakan cara berbeda dalam menangani­nya. Di Mesir dan Cina, penduduk menggunakan irigasi untuk mengalir­kan air ke tanah subur dan untuk melipat­gandakan hasil pertanian.Masyarakat di Mesopotamia membuat irigasi dengan mengeringkan tanah untuk dijadikan tanah pertanian.Adapun petani India kuno melindungi dirinya dari banjir Sungai Indus sambil memanfaatkan kesuburan tanah dari lumpur yang dibawa oleh aliran banjir.
Uraian berikut menjelaskan tentang perkembangan peradaban masyarakat kuno yang terdapat di Asia, Afrika, dan Eropa.
2.      Pusat Peradaban Kuno di Asia
1)   Peradaban India Kuno
Peradaban India kuno dikenal sebagai peradaban Lembah Sungai Indus. Luas geografis wilayah peradaban ini meliputi 1,25 juta km2 atau seluas Pakistan sekarang. Dua kota yang sangat terkenal di wilayah ini adalah Mohenjodaro di wilayah Pakistan Selatan sekarang dan Harappa di daerah Punjab. Dari reruntuhan yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa kedua kota tersebut sangat besar menurut ukuran masanya. Membentang sepanjang 4,8 km dan didiami oleh penduduk dalam jumlah besar. Dibangun dengan meng­gunakan bata, kedua kota tersebut sebagian besar tidak dikelilingi oleh benteng, kecuali menara pengawas yang tingginya 12 m sampai 15 m dari dataran sekitarnya.Peradaban Sungai Indus berkembang selama kurang lebih seribu tahun.Namun, peradaban tersebut tampak muncul secara singkat dalam sejarah peradaban umat manusia karena mengalami kehancuran.
a)   Masuknya Bangsa Arya dan Terbentuknya Peradaban India
(1)  Bangsa Arya
       Bangsa Arya diperkirakan masuk ke India tahun 1000 SM, dalam kurun waktu berkembangnya peradaban India Kuno sejak 1500–500 SM. Fakta menunjuk­kan bahwa bangsa Arya datang ke India jauh setelah peradaban Lembah Sungai Indus runtuh.Ketika bermigrasi ke arah sebelah timur seperti Lem­bah Sungai Gangga dan daerah Delhi sekarang, bangsa Arya ber­temu dengan peradaban penduduk asli.Dari pertemuan itu, lahirlah sintesis budaya yang kemudian membentuk budaya India baru.
(2)  Sistem Kasta
       Pada sekitar 500 SM, terdapat empat lapisan masyarakat, yaitu sebagai berikut.
(a)   Brahmana (pendeta) yang merupakan ahli agama dan ber­tanggung jawab dalam melakukan upacara-upacara ritual keagamaan.
(b)  Ksatria (bangsawan/priyayi) adalah yang harus memper­tahan­kan penduduk dari serangan musuh di medan tempur.
(c)   Waisya (petani dan pedagang) adalah penghasil bahan makanan dan kasta yang harus membayar pajak.
(d)  Sudra (buruh) yang semula sebagai budak taklukkan, bertugas melayani kelas lainnya dengan cara kerja keras.
Golongan yang tidak berkasta adalah yang kehilangan kastanya yang disebabkan pelanggaran dalam upacara ritual.Kelompok ini (Paria) bekerja di luar aturan keempat kasta tersebut.Secara sosial, pekerjaannya tidak diakui sebagai pekerjaan yang diharapkan oleh masyarakat.
(3)  Kepercayaan Masyarakat India Kuno
Berkembangnya sistem kepercayaan India Kuno tidak lepas dari perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya, terutama bangsa Arya. Dewa-dewa bangsa Arya me­rupakan fenomena alam, seperti Agniatau Dewa Api, Indraatau Dewa Perang, dan Rudra atau Dewa Pencipta bencana yang menyebarkan penyakit kepada pengikut­nya. Dewa-dewa tersebut meng­hendaki upacara-upacara ritual pengorbanan.Keyakinan ini kemudian dikenal dengan Brahmanisme yang merupakan cikal bakal agama Hindu.Kepercayaan masyarakat India Kuno mencapai puncak­n­ya pada abad ke-6 dan 5 SM dengan berkembang­nya ajaran Hinduisme, Jainisme, dan Buddhisme.
b)   Kerajaan-Kerajaan India Kuno dan Sistem Pemerintahannya
(1)  India di Bawah Persia
       Pada 513–298 SM, India jatuh ke tangan bangsa Persia di bawah Kaisar Darius.Dari bangsa Persia, bangsa India mem­peroleh pe­ngetahuan mengenai pembuatan mata uang dari perak, bahasa, dan tulisan Aramaic (bahasa Persia), serta pengalaman ber­dagang dengan Barat.
(2) Dinasti Maurya
       Di bawah Chandragupta, Kerajaan Maurya berkembang menjadi imperium yang wilayahnya membentang dari Punjab dan Pegunungan Himalaya di sebelah utara serta wilayah Afghanistan di barat sampai Benggala di sebelah timur.
(3)  Raja Ashoka
       Sepeninggal Chandragupta, wilayah imperium diperluas oleh cucunya yang bernama Ashoka (269–232 SM) sampai ke Kalingga di pantai timur India.Pada masa pemerintahan­nya, Buddha ditetapkan sebagai agama negara.Dia sendiri adalah penganut Buddha yang taat.Pada masa Ashoka, peradaban India mencapai puncak kejayaannya.
2)   Peradaban Cina Kuno
Peradaban Cina Kuno ber­kembang di daerah sekitar Sungai Huang Ho (Kuning) di utara dan Sungai Yang Tsedi sebelah selatan.Sungai Kuning dan Yang Tse sering mem­bawa bencana banjir sekaligus berkah bagi penduduk di sekitar­nya.Luapan banjir mem­bawa endapan tanah yang subur yang memungkinkan ber­bagai tanaman tumbuh di atasnya.Penduduk Cina kuno sejak Masa Neolitikum (Batu Muda) sudah mengembangkan budaya agraris di sekitar sungai tersebut.Amati peta berikut.
Sejarah Cina Kuno ditandai oleh muncul dan runtuhnya dinasti.Setiap dinasti memiliki ciri yang berbeda dalam hal peradaban yang diciptakannya.
a)   Dinasti Shang dan Peradabannya (1500–1027 SM)
Dinasti Shang beribu kota di Anyang yang terletak di sebelah utara Lembah Sungai Kuning.Pada masa Dinasti Shang, tulisan mulai dikenal.Awal terciptanya tulisan Cina berkaitan dengan kepercayaan yang dianut Dinasti Shang.Raja-raja Shang adalah juga pendeta yang sering memohon kepada dewa. Alat yang digunakan untuk meminta permohonan dan doa tersebut adalah tulisan gambar (pictograph) yang ditulis di permukaan tulang sapi. Tulisan tersebut lama-kelamaan berkembang dan digunakan oleh banyak orang pada generasi-generasi mendatang.Tulisan ini akhirnya bukan hanya menyebar di daratan Cina, melainkan juga ke Korea dan Jepang.
b)   Dinasti Chou dan Berkembangnya AjaranFilsafat Cina (1027–221 SM)
       Masa Dinasti Chou ditandai dengan kemajuan kreativitas intelektual. Para pemikir Cina masa Chou tersebut antara lain Konfusiusyang mengembangkan konfusianisme, Lao Tze yang mengembangkan Taoisme, Han Fei Tsu, dan Li Ssu yang mengem­bang­kan ajaran legalisme.
c)    Masa Imperium Cina dan Hasil Peradabannya
       Cina memasuki masa dinasti baru setelah Shih Huang Ti diangkat sebagai kaisar pertama Dinasti Ch’in.Dalam menjalankan pemerintahannya, Kaisar Shih Huang Ti melakukan tindakan-tindakan yang drastis.Pertama, dia menghancurkan kekuasaan feodal dan menga­dakan landreform.Para petani diberi hak lebih besar.Kedua, masalah luasnya wilayah Cina dan keragaman dialek dalam berkomunikasi bisa dipecahkan dengan membuat standardisasi dalam tulisan, mata uang dan timbangan yang tujuannya untuk memudahkan pemungutan pajak.Ketiga, sistem pertahanan ditingkatkan untuk meng­hadapi ancaman invasi bangsa Hundi utara, dia membangun tembok raksasa (The Great Wall of Cina) yang membentang sepanjang perbatasan sebelah utara panjangnya sekitar 6400 km.
Tampilnya Liu Pang sebagai kaisar Dinasti Han (206 SM–220 M) dalam panggung sejarah Cina menandai lahirnya Masa Imperium.Dinasti baru ini meneruskan tradisi dinasti sebelum­nya, tetapi feodalisme tetap dikekang, pemerintah bersifat otokratis yang didukung oleh pejabat berpendidikan yang bukan berasal dari golongan aristokrat. Pada pemerintahan Han Wu Ti, wilayah imperium diperluas ke Turkestan, India, Korea, dan Indocina.Perdagangan mengalami kemajuan, dan melalui kegiatan ini terjadi pertemuan budaya Cina dan India.Wilayah Indocina mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina dan India.Pada masa ini juga, agama Buddha masuk ke Cina melalui hubungan dagang.Peradaban masa Han yang paling mengagumkan adalah ditemukannya kertas sekitar tahun 105 M. Penemuan tersebut mampu menunjang berkembang­nya peradaban yang lebih tinggi pada dinasti-dinasti berikutnya.
Masa setelah runtuhnya Dinasti Han pada 220 M ditandai dengan perang saudara.Setelah kurang lebih 400 tahun berperang, Cina disatukan lagi oleh Dinasti Tang (618–906M).Sejak masa Tang, pendidikan di Cina mengalami kemajuan, perdagangan dan perjanjian dagang dengan negara tetangga banyak dilakukan.Hubungan dagang dengan India, Persia, Arab, dan Jepang lebih intensif. Empat dinasti yang berkuasa sampai abad ke-20 adalah Sung (906–1280 M), Mongol (1259–1368 M), Ming (1368–1644 M), dan Manchu (1644–1912 M).

3)   Peradaban Mesopotamia
Bangsa Sumeria yang kemudian diikuti oleh bangsa Akadia membangun kota-kota di tepian Sungai Euphrat dan Tigris serta cabang-cabangnya.Terbentuklah kota-kota Ur atau Uruk, Lagash, dan Nipur.Kota-kota ini dibangun dengan menggunakan lumpur dan tanah liat. Bangunan tanah liat itu kemudian menjadi ciri khas peradaban arsitektur Mesopotamia.
a)   Sistem Kepercayaan
Bangsa Sumeria percaya pada banyak dewa (polytheisme).Setiap dewa memiliki sifat berbeda.Mereka percaya pada dewa bumi yang disebut Enlil.Dia adalah raja dewa yang berkuasa atas alam semesta.Enki, dewa yang bijaksana yang menjalankan kebijaksana­an Enlil di bumi.Bangsa Babylonia percaya bahwa para dewa telah memilih Marduksebagai raja dewa.
b)   Penyebaran Peradaban Mesopotamia
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang membangun pola dasar sosial ekonomi dan kehidupan intelektual di Mesopotamia, sedangkan bangsa Semit adalah yang menyebarkannya ke luar dari wilayah Mesopotamia. Kira-kira tahun 2331 SM, bangsa Semit di bawah pimpinan Sargon menaklukkan bangsa Sumeria dan mendirikan imperium baru dengan ibu kota Akkad. Pada masa ini, peradaban Mesopotamia menyebar ke Suriah dan pantai timur Laut Tengah serta Mesir.
c)   Imperium Babylonia
Imperium Babylonia menggantikan Imperium Sargon.Pada masa ini, perdagangan bukan hanya berkembang pesat di sepanjang Sungai Euphrat dan Tigris, melainkan juga di Assyria, Armenia, Suriah, Palestina, dan Laut Tengah.Kota-kota di kawasan ini tumbuh pesat berkat kegiatan dagang.Berkembangnya Babylonia juga ditunjang oleh peran rajanya yang memiliki pandangan jauh ke depan. Raja tersebut bernama Hammurabi (1792–1750 SM).Sumbangan terbesar Hammurabi bagi peradaban manusia adalah Undang-Undang Hammurabi atau Law Code of Hammuraby.Tulisan yang pertama di Mesopotamia yang berbentuk cuneiform ditemukan oleh bangsa Sumeria pada kira-kira tahun 3100 SM.
d)   Ilmu Pengetahuan Mesopotamia
Bangsa Mesopotamia telah memelopori konsep satu jam adalah 60 menit dan satu menit adalah 60 detik, serta satu lingkaran adalah 360 derajat yang dapat digunakan sekarang. Hasil karya matematika berupa geometri dan trigonometri digunakan untuk memecahkan masalah-masalah nyata, misalnya untuk mem­bangun kota, istana, kuil, dan kanal. Di bidang pengobatan, mereka telah mampu memadukan antara gaib, obat, dan bedah.Mereka percaya bahwa rasa sakit disebab­kan setan dan karena itu harus diusir dengan kekuatan gaib.Namun, usaha tersebut harus dibantu obat yang bersumber dari tanaman, hewan, dan bahan mineral.Para ahli astrologi mampu meng­hitung lewatnya waktu dengan jam matahari atau sundial dan jam air atau water clock, membagi minggu ke dalam 7 hari, dan satu hari ke dalam 12 jam ganda seperti yang kita gunakan sekarang.
4).  Peradaban Mesir Kuno di Afrika
Sejarawan Yunani Kuno pada abad ke-5 SM menyebut Mesir sebagai “Hadiah dari Sungai Nil” (The give of the Nile). Dengan kata lain, kemakmuran mereka diperoleh berkat hadiah Sungai Nil. Walaupun demikian, kemakmuran yang dihadiahkan Sungai Nil lebih banyak dinikmati oleh para Firaun dan golongan bangsawan, bukan oleh petani.Pada 3250 SM, pengaruh Mesopotamia masuk terutama dalam teknik arsitektur dan bahan-bahan yang digunakan.Dari tahun 1680–1580 SM, wilayah utara Mesir diperintah oleh bangsa Hyksos.Pengaruh tersebut telah memperkaya peradaban Mesir tanpa mengubah ciri khasnya.
a)   Sistem Kepercayaan
Pusat sistem kepercayaan dan kehidupan politik Mesir Kuno adalah Firaun atau raja/penguasa Mesir. Bagi bangsa Mesir Kuno, Firaun dianggap sebagai:
(a)    Dewa Horus sebagai anak dari Osiris yang kelak akan bersatu dengan Osiris setelah mati;
(b)   Perantara bangsa Mesir dengan dewa-dewanya;
(c)    Penguasa yang harus menjadi pemersatu antara manusia dan dewanya serta antara alam dan manusia; dan
(d)   Pemelihara kemakmuran di kawasan Sungai Nil.
b)   Pemerintahan Imperium Mesir
Bangsa Mesir memasuki masa Imperium setelah mereka berhasil mengusir bangsa Hyksos.Firaun Ahmose (1558–1533 SM) salah satu dari Firaun Delapan Belas Dinasti mendesak bangsa Hyksos keluar dari daerah delta di Utara.Kerajaan Mesir meluas ke sebelah selatan, utara, dan timur. Firaun Thutmose I (1512–1500 SM) berhasil merebut Nubia di selatan dan Thutmose III (1490–1436 SM) menaklukkan Palestina dan Syria. Raja terkenal dari Delapan Belas Dinasti firaun adalah Ramses IIpada abad ke-13 SM.
c)   Stratifikasi Sosial Ekonomi Masyarakat Mesir
Kegiatan ekonomi penduduk Mesir Kuno adalah pertanian atau agraria.Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, para perajin juga membuat gerabah, lena (bahan pakaian), gelas, permata, dan kerajinan kulit.Hubungan dagang dilakukan dengan negara-negara tetangga.Mereka memperoleh emas dan gading dari bangsa-bangsa Afrika.Adapun tembaga diperoleh dari Kepulauan Aegia Yunani, kuda dan kayu dari Babylonia, serta bahan cat dari Funisia.Sebaliknya, mereka mengekspor gandum dari hasil kelebihan produksi di Lembah Sungai Nil.Susunan Masyarakat terdiri dari golongan petani, buruh perkotaan, dan budak, para pedagang, dan bangsawan.
d)   Arsitektur
       Bidang seni dan arsitektur berkembang karena didukung oleh keinginan firaun untuk membangun proyek-proyek raksasa yang kuat dan tahan lama.Firaun juga berambisi memiliki bangunan yang indah, seperti piramida, dan kuil-kuil yang ditopang dengan tiang-tiang raksasa.Bangunan patung-patung firaun dan binatang sebagai bagian upacara ritual untuk menyembah dewa-dewa.
e)    Tulisan dan Aksara
       Ilmu pengetahuan Mesir Kuno sampai pada kita karena kemampuan mereka mencatatkannya melalui aksara atau tulisan.Tulisan tersebut adalah hierogliph yang merupakan tulisan gambar.Pada 1799 ditemukan batu hitam besar di Rosetta di Muara Sungai Nil yang kemudian disebut Batu Rosetta.Teka-teki mengenai batu tersebut bisa diungkapkan oleh seorang sarjana Prancis bernama Jean Champoleon.
f)    Astronomi
Bangsa Mesir mampu membuat sistem penanggalan atau kalender bulan berdasarkan siklus bulan.Kalender yang dibuat bangsa Mesir Kuno terdiri atas 12 bulan.Tiap bulan terdiri atas 30 hari. Satu masa ditambah dengan lima hari. Jadi, jumlah hari dalam setahun menjadi 365.Selain itu, mereka juga sudah mengenal tahun kabisat seperti yang kita kenal dewasa ini.
g)   Pengobatan
       Tradisi pengobatan diantaranya dikenal tradisi pengawetan atau pembalseman mayat-mayat firaun dengan menggunakan ramuan-ramuan tertentu atau biasa disebut sebagai mummy.
5).  Peradaban Kuno di Eropa
Peraban kuno di Eropa terdiri dari dua peradaban besar yaitu peradaban Yunani kuno dan Romawi Kuno. Masing-masing peradaban memiliki karakteristik yang berbeda dalam menjalankan kehidupan satu sama lainnya.
a.      Peradaban Yunani Kuno
Peradaban Pulau Kreta dikembang­kan oleh bangsa Minoa dan membentuk imperium yang berlangsung kurang lebih selama 16 abad (3000–1450 SM).Diperkirakan bahwa peradaban Yunani berasal dari Pulau Kreta.Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang yang menguasai jalur Laut Aegia dan Laut Tengah sebelah timur.Pada 1450, bangsa Mysenaea berhasil menaklukkan Kreta dan menduduki istana Cnossus.Setelah selama 50 tahun menguasai Cnossus, bangsa Mysenaea berhasil meluaskan jaringan dagang ke Laut Aegia, Anatolia (Turki), Siprus, dan Mesir.Kebudayaan Mysenaea menyebar ke daratan Yunani dan seluruh Laut Aegia.
a)   Polis dan Sistem Pemerintahannya
Secara fisik, pengertian polis adalah sebuah kota kecil dan desa sekitarnya. Di dalamnya tinggal penduduk di perumahan yang homogen. Pada abad ke-5 SM, umumnya polis dikelilingi oleh tembok serta memiliki tempat yang berbukit di tengah kota yang disebut acropolis, alun-alun di tengah kota, dan pasar terbuka (agora). Di acropolis terletak kuil, altar, monumen, serta bermacam peralatan yang digunakan untuk menyembah dewa.
(1)   Polis Sparta
Polis Sparta mengembangkan sistem pendidikan militer.Fisik setiap anak laki-laki diseleksi.Anak yang sehat dan kuat dididik di sekolah militer yang diselenggarakan negara. Pada usia 20 tahun, anak yang telah mendapat pendidikan militer diizinkan untuk kawin dan tinggal di barak-barak militer. Pada usia 30 tahun, mereka diberi tanah serta budak-budak yang akan mengolahnya. Dengan sistem ini, Sparta menjadi negara kota terkuat di Yunani.
(2)   Polis Athena
Berbeda dengan Sparta, Athena mengembangkan bentuk pemerintahan yang demokratis atau pemerintahan yang memberikan hak yang lebih besar kepada rakyat untuk ikut serta dalam mengontrol jalannya pemerintahan.Pada masa pemerintahan Pericles(461–429 SM), Athena benar-benar mengalami masa keemasan.Di bidang politik pemerintahan, Athena menjadi guru bangsa Yunani.
b)   Bangsa Macedonia Imperium Alexander Agung
Di bawah pimpinan Alexander, Macedonia berhasil meluaskan wilayahnya di sepanjang Laut Tengah dan Laut Aegia.Setelah Mesir direbut, dia menjadikan Alexandria (Iskandariah) sebagai pusat kebudayaan Hellenik.Ekspansinya ke timur sampai ke India, namun tidak berhasil menyeberang Sungai Indus ke timur. Dia mendirikan ibu kota imperium barunya di Babylonia pada 324 SM.
c)   Kehidupan Religi atau Kepercayaan
Di bidang kehidupan agama, orang Athena dan bangsa Yunani umumnya menyembah dewa yang sama. Mereka percaya pada Dewa Zeus, Hera, Apollo, Athena. Untuk menghormati Dewa Zeus, setiap 4 tahun diadakan festival dan permainan di kota Olympus. Festival di Olympus berkembang menjadi beragam pertandingan olahraga.Pesertanya berasal dari polis-polis Yunani yang kelak menjadi cikal bakal olimpiade modern.
d)   Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
Keinginan bangsa Yunani untuk mengungkap alam tidak didasarkan mitos atau epos seperti bangsa Mesopotamia dan India, tetapi dengan mengajukan pertanyaan secara rasional mengenai apa dan bagaimana sesuatu terjadi. Para pemikir Yunani terkenal yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan filsafat, antara lain Thales (640–546 SM), Heraclitus (500 SM), Pythagoras (590 SM), Democritus(460 SM),Hippocrates (abad 5 SM), Socrates (469–399 SM), Plato(427–347 SM) dan Aristoteles (348–322 SM).
e)   Kebudayaan Hellenistik
Di bidang arsitektur, ciri yang menonjol adalah keindahannya dan lebih ekspresif dibanding dengan kebudayaan Hellenik.Salah satu bangunan besar peninggalan peradaban ini adalah Mercusuar Pharos di Alexandria.Tingginya 400 kaki dengan 8 tiang penyangga lampu di atasnya.
b. Peradaban Romawi Kuno
a)   Munculnya Peradaban Romawi Kuno
Secara garis besar, sejarah Romawi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
(1)   Masa Republik, yaitu suatu masa ketika Roma tumbuh dari negara kota kecil menjadi republik yang luas, dan
(2)   Masa Imperium, yaitu masa berkuasa-nya monarki konstitusional. Sebelum memasuki kedua masa tersebut, Italia (tempat kota Roma berdiri) dimasuki berbagai bangsa dari utara, timur, dan selatan.
b)   Pemerintahan Republik Romawi
Pada masa pemerintahan republik terdapat beberapa unsur yang menjalankan pemerintahan.Kekuasaan eksekutif dipegang oleh dua orang Consul(konsul) yang dipilih untuk masa jabatan setahun.Jabatan konsul hanya boleh dipegang oleh golongan bangsawan atau disebut Patricia.Kekuasaan legislatif terdiri atas dua kamar pertama (Majelis Tinggi) yang disebut Senat, beranggotakan 300 orang golongan patricia dengan jabatan seumur hidup. Lower house (Majelis Rendah) disebut comitia atau majelis yang anggotanya berasal dari kalangan laki-laki yang mampu menggunakan senjata.Comitia hanya memiliki sedikit kekuasaan.Pemerintahan di Romawi diantraranya dipegang oleh Triumvirat I (60 SM)di bawah kekuasaan  Julius Caesar (100–44 SM) dan Crassus (115–53 SM).
e)   Imperium Romawi
Imperium Romawi, menggantikan Republik Romawi, terjadi setelah tampilnya Octavianus sebagai konsul atas seluruh Romawi.Dengan sistem pemerintahan yang baru, imperium mengalami masa keemasan. Wilayah imperium meluas ke barat, seperti Spanyol, Prancis, perbatasan Sungai Rhein di utara, wilayah Sungai Danube di Balkan sehingga bangsa-bangsa Barbar di wilayah yang ditaklukkannya mendapat pengaruh peradaban Romawi. Masa sejak kekuasaan Augustus dan 200 tahun kemudian disebut sebagai Pax Romana atau masa perdamaian.Kaisar Constantine (312–337 M) adalah kaisar pertama yang memindahkan ibu kota Romawi ke Bizantium dan menama­kannya sebagai Constantinopel (sekarang Istambul). Peristiwa ini merupakan awal perpecahan Romawi, pada 400 M terbagi menjadi dua,yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibu kota Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibu kota Constantinopel.
f) Warisan Peradaban Romawi
Bangsa Romawi adalah bangsa yang bersifat terbuka terhadap kebudayaan luar.Peradaban Hellenik (Yunani) dan Hellenistik (campuran peradaban Yunani dan peradaban Timur) diadopsi, kemudian dikembangkan menjadi satu peradaban baru, peradaban Romawi.Di bidang arsitektur, peradaban Romawi memiliki keunggulan, seperti dalam teknik beton dan penggunaan lengkung bundar.Di bidang sastra, peradaban mereka menghasilkan sastrawan besar seperti Cicero (104–43 SM), Virgil (79–19 SM), Horacius (68–8 SM), dan dramawan Rerenciusdan Plantus.
Pengetahuan mengenai obat-obatan Hellenik dikembang­kan oleh Galen (131–201 M) yang menjadi satu standar dalam pengobatan Romawi dan penerusnya.Didukung oleh tersebarnya bahasa Latin, pengetahuan obat-obatan tersebut dipelajari oleh bangsa-bangsa lain yang mendapat pengaruh Romawi.Sekarang, pengetahuan mengenai obat-obatan, hukum, dan kedokteran ditulis dalam bahasa Latin.Di bidang hukum, bangsa Romawi merupakan penyumbang terbesar bagi peradaban Barat dalam menegakkan keadilan.Sebagai contoh adalah Kode Hukum Justianusyang pada abad 6 M menjadi dasar hukum negara-negara Barat sekarang.Kode Napoleon yang terkenal pada prinsipnya mengadopsi dari hukum Romawi, begitu juga dengan Hukum Kanon Gereja Katholik sekarang.

Peradaban Kuno di Amerika
Pada masa sebelum kedatangan bangsa Eropa di benua Amerika, telah terdapat penduduk asli. Di Amerika didiami bangsa Indian. Diperkirakan mereka berasal dari kawasan Asia yang masuk Amerika dengan menyeberangi selat Behring. Pada abad pertama Masehi di Amerika telah berkembang kebudayaan tua yang maju dan berlangsung terus hingga kedatangan bangsa Spanyol pada abad 16 Masehi. Adapun peradaban kuno yang maju tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a.Peradaban Aztec

Bangsa Aztec berasal dari kelompok suku bangsa Toltek dari utara yang kemudian mendiami dataran tinggi Meksiko. Peradaban Aztec berkembang di daerah Meksiko. Bangsa Aztec bukan merupakan bangsa inovator, melainkan sebagai bangsa yang mampu memadukan berbagai keunggulan budaya di daerah sekitarnya dengan peninggalan budaya klasik. Sumbangan bangsa Aztec bagi peradaban adalah bidang militer. Bangsa Aztec memiliki daerah taklukan, dimana setiap daerah taklukan harus menyerahkan upeti berupa emas, perhiasan, budak, bahan makanan, dan benda lainnya. Hal ini berakibat kota Tenochtitlan menjadi kota megah. Bangsa Aztec dapat disejajarkan dengan kemampuan bangsa Romawi.
Pemerintahan bangsa Aztec bersifat sentralisasi, dimana semua kekuasaan dipegang oleh pemerintah pusat. Lembaga peradilan telah dibentuk dan diberlakukan di seluruh wilayah kerajaan. Kegiatan olah raga dan berbagai pertandingan juga telah dikenal baik. Kesenian dan arsitektur telah maju pesat, terutama dalam seni lukis dan seni bangunan. Bangunan besar dan megah dibuat dengan menggunakan bahan batu, pasir dicampur semen sehingga kuat dan halus. Bangunan piramida dibangun untuk memuja dewa.
Ilmu perbintangan, matematika dan tulisan gambar telah dikenal baik oleh bangsa Aztec. Dalam aspek perekonomian, bangsa Aztec telah mengenal pertanian yang maju, perdagangan dan industri dalam tingkat sederhana. Kepercayaan bangsa Aztec bersifat polytheisme, dengan menyembah dewa matahari dan dewa perang (Huitzilopochtli). Pemujaan dewa dilakukan pada setiap tahun dengan mengorbankan jiwa manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai temuan arkeologis di kawasan Amerika Latin sekarang ini.  Penduduk Aztec dapat dibedakan atas tiga kelas. Kelas atas ditempati pendeta dan kstaria. Kelas kedua diduduki pekerja, pengrajin bebas, dan sedikit kaum pedagang. Sedangkan kelas terendah terdiri atas budak. Peradaban Aztec berkembang pesat pada masa Montezuma II yang memerintah hingga kedatangan bangsa Spanyol dan menaklukkan Aztec.

b.Peradaban Inka

Bangsa Inka berkembang di kawasan Peru (Amerika Tengah). Pada akhir abad XI Masehi, bangsa Inka berhasil menguasai suku bangsa lain di Peru dan membentuk kerajaan. Wilayah kerajaan terbentang dari Cuzco ke utara melalui daerah Ekuador, ke selatan sampai sungai Maule (Chile Tengah) dan ke daerah sebelah utara Argentina. Pusat pemerintahan berada di Cuzco. Masyarakat Inka dikenal kemampuannya dalam bekerjasama dan menjaga perdamaian. Padahal mereka terdiri atas ratusan kelompok masyarakat dengan bahasa yang beraneka ragam. Kerukunan masyarakat Inka nampak dari sistem pengaturan irigasi pada musim panas.
a.       Pemerintahan
Kerajaan Inca berbentuk imperium besar yang diperintah oleh raja yang berkuasa mutlak, tetapi lebih mengutamakan kepentingan rakyat banyak. Kekuasaan raja bersifat turun temurun. Pertanian telah maju dan mengenal irigasi dengan baik dan teratur. Hasil pertanian berupa jagung, kacang dan kentang. Kegiatan perekonomian diatur sepenuhnya oleh kerajaan.  Perdagangan dilakukan dengan sistem barter.
b.      Kepercayaan
Agama tidak memiliki peran penting dalam seluruh kehidupan bangsa Inka. Namun demikian mereka memiliki lembaga agama dalam struktur pemerintahan. Kepercayaan bangsa Inka bersifat polytheisme. Dewa yang paling berpengaruh dalam kehidupan masyarakat adalah desa matahari, dewa bulan, bintang, halilintar dan dewa kesuburan.
c.       Budaya
Dalam arsitektur, bangsa Inka memiliki peradaban yang sangat maju. Hal ini nampak dari kemampuan dalam masalah batu, keramik, pekerjaan merajut, metalurgi, tambang, pembuatan jembatan dan jalan. Hasil budaya tertinggi bangsa Inka berupa Machu Picchu yaitu bangunan yang berdiri pada punggung pegunungan Andes pada celah sempit antara puncak yang menjulang pada ketinggian 600 meter di atas lembah sungai Urubamba. Selain pembanguna kota, juga mampu membuat istana, kuil dan benteng.
d.      Ilmu pengetahuan
Dalam bidang ilmu pengetahuan, kemampuan dalam astronomi dan matematika lebih rendah dibanding bangsa Maya dan Aztec. Seni musik dan puisi ternyata lebih maju. Sedangkan dalam pemerintahan dan politik bangsa Inca lebih maju dibanding dua bangsa yang lain.

c. Peradaban Maya

Peradaban Maya berkembang di kawasan Guatemala dan semenanjung Yukatan. Berdasarkan temuan arkeolog, peninggalan bangsa Maya dapat ditelusuri dari tahun 200 SM, sedangkan puncak kejayaannya berlangsung dalam kurun tahun 300 – 900 Masehi.
Peninggalan budaya bangsa Maya dapat diketahui dari hasil budaya berikut :
1) bidang ilmu pengetahuan
Bangsa Maya telah menguasai ilmu perbintangan (astronomi), matematika (menguasai konsep bilangan) yaitu angka 1 sampai dengan 20. Bangsa Maya mampu menghitung pergerakan planet dan membuat kalender berdasarkan astronomi. Bangsa Maya mengenal dua kalender yaitu kalender berdasarkan peredaran matahari dan kalender suci (untuk menentukan hari baik). Ajaran agama, adat istiadat, sejarah, ketatanegaraan dan sebagainya diberikan secara lisan. Suku Maya mengenal tulisan yang menggunakan lambang/ symbol
2) seni bangunan
Bangunan peradaban Maya terdapat hiasan relief, lukisan tembok, dan berbagai macam hiasan pada bangunan, misal piramida Uxmal. Bangunan dibuat besar dan megah, serta kuat yang menggunakan pasangan batu yang diperkuat pasir dicampur dengan semen. Jalan raya telah dibuat kerajaan dengan teratur baik.
3) bidang keagamaan / kepercayaan
Bangsa Maya menganut polytheisme yaitu menyembah banyak dewa, terutama dewa matahari. Untuk pemujaan tersebut, mereka membangun piramida dengna bagian puncak terdapat lubang untuk memasukkan mogam mulia sebagai pengorbanan bagi kepentingan dewa.
4) bidang ekonomi
Bangsa Maya telah mengenal pertanian dan perdagangan serta membuat barang kerajinan, misal benda keramik, kerajinan tenun (menenun kain, baju dan sebagainya)
3.      Peradaban Awal Masyarakat Indonesia
1)   Kehidupan Berburu dari Masyarakat Berpindah Tempat (nomaden)
Ciri hidup peradaban awal masyarakat Indonesia pada masa berburu dan menggumpulkan makanan tingkat sederhana (Palaeolithikum) dan masa berburu dan menggumpulkan makanan tingkat lanjut(Mesolithikum) adalah berpindah pindah (nomaden). Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tradisi hidup seperti itu terus dilakukan dari generasi ke generasi dikenal dengan tradisi mengumpulkan makanan (food gathering).Kepandaian mengumpulkan makanan atau memburu binatang bagi mereka dapat menentukan status sosial dalam kelompoknya. Melalui sistemprimus interpares,mereka yang kuat kemungkinan akan diangkat menjadi pemimpin kelompoknya.
2)   Konsep Keluarga
Pada kehidupan awal peradaban di Indonesia belum ada konsep perkawinan.Pemimpin kelompok memiliki hak untuk mengawini banyak perempuan anggota kelompoknya.Ketika anak lahir, perempuan yang melahirkan berperan untuk menjaga bayinya berdasarkan naluri kewanitaannya. Perempuan akan membesarkan dan menjaga anaknya karena dialah yang melahirkannya.Ketika jumlah anggota kelompok semakin banyak, kepala kelompok harus melindungi semua anggota kelompoknya. Dengan demikian, konsep keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak belum dikenal pada kehidupan awal masyarakat Indonesia. Keluarga inti terbentuk melalui proses evolusi sejalan dengan perkembangan budaya.
3)   Berburu dan Persebaran Masyarakat Nomaden
Ketika berlangsung Masa Es (Pleistocen), wilayah-wilayah Indonesia bagian barat menyatu dengan daratan Asia sementara Indonesia bagian timur dengan daratan Australia. Dalam kondisi geografis seperti ini berlangsung perpindahan (migrasi) fauna dan manusia dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu pulau ke pulau lain. Banyak kelompok nomaden yang berasal dari daratan Asia menyeberang ke Kepulauan Indonesia membawa alat-alat peradaban budayanya. Demikian juga sebaliknya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh von Koenigswald pada 1935, penggunaan peralatan daribatu serta tulang-tulang binatang sangat umum di seluruh Indonesia pada masa berburu dan menggumpulkan makanan tingkat sederhana (Palaeolithikum) dan masa berburu dan menggumpulkan makanan tingkat lanjut (Mesolithikum).Alat-alat dari batu tersebut antara lain berupa kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam Sumatera, dan alat serpih.Penelitian yang dilakukan H.R. van Heekeren, Basoeki, dan R.P. Soejonodi Pacitan, membuktikan peng­gunaan alat-alat seperti itu.Dengan digunakannya alat-alat tersebut, maka jumlah makanan yang dikumpulkan mampu memenuhi kebutuhan hidup anggota kelompoknya.
4)   Tradisi Bercocok Tanam
Sejak akhir masa Mesolithikum dan Neolithikum, kehidupan manusia Indonesia ditandai dengan tradisi bercocok tanam dan menghasilkan makanan sendiri yang biasa disebut food producing.Menurut hasil penelitian arkeologi diperkirakan bahwa kemampuan berpikir serta proses evolusi berpengaruh terhadap timbulnya tradisi baru tersebut. Begitu juga dengan percampuran dengan kelompok-kelompok suku lain menyebabkan terjadinya pertukaran pengalaman di antara mereka. Dari pertukaran pengalaman ini, lahirlah tradisi baru, yaitu tradisi untuk bertempat tinggal menetap, bercocok tanam, beternak, dan memelihara ikan. Tradisi ini terus berlangsung dalam proses evolusi hingga Masa Logam dan Masa Sejarah sekarang dalam tingkatan yang semakin maju.Mereka juga mulai menjinakkan binatang buruan, seperti babi, kerbau, sapi, dan ayam.

5)   Organisasi Sosial
Secara umum, ketua kelompok tidak sekedar primus interpares atau orang terkuat di antara kelompoknya dan memiliki kedudukan istimewa. Ketua kelompok juga bekerja bersama secara komunal (bersama-sama) dengan anggota kelompok lainnya.Kegiatan bersama ini disebut tradisi gotong royong.Anak laki-laki berperan membantu orang dewasa di ladang, dan berburu binatang untuk dipelihara.Adapun perempuan dewasa memasak makanan dan memelihara anak selain bekerja di ladang. Untuk melindungi anak-anaknya perempuan mulai membangun tempat berlindung yang kemudian berkembang menjadi tempat tinggal menetap.
6)   Aspek Religi dan Kepercayaan
Kepercayaan yang berkembang di masyarakat diantaranya adanya kekuatan gaib di luar dirinya yang disebut roh. Keyakinan terhadap adanya roh tersebut dalam perkembangannya ditujukan kepada kekuatan gaib dari orang-orang yang sudah meninggal. Keyakinan terhadap roh tersebut dikenal juga dengan animisme.Adapun keyakinan bahwa benda-benda memiliki roh disebut dinamisme.Bangunan-bangunan seperti menhiryang digunakan sebagai medium untuk menghadirkan roh nenek moyang, dolmen(meja batu untuk meletakkan sesaji), arca batu (sebagai penolak bala), sarkofagus(kubur peti batu), serta punden berundak-undak adalah bentuk fisik kepercayaan animisme dan dinamisme masa awal peradaban Indonesia.
4.      Dari Proses Migrasi Menjadi Bangsa Bahari
1)   Bangsa Bahari
Seperti telah disebutkan sebelumnya, nenek moyang bangsa Indonesia merupakan campuran antara bangsa pendatang diantaranya bangsa-bangsa Austronesia yang bermigrasi dari dataran Asia sejak 2000 tahun SM sampai permulaan abad Masehi.Mereka disebut sebagai bangsa bahari karena mereka menggunakan laut sebagai sarana komunikasi dan migrasi dari daratan Asia ke Kepulauan Indonesia.Sepanjang hidupnya mereka juga bergantung pada laut untuk memenuhi kebutuhan hidup.Mereka juga telah menggunakan teknologi sederhana dengan cara membuat perahu bercadik untuk berlayar.
2)   Bangsa Agraris
Menurut penelitian Sukmono, tradisi bersawah berasal dari Indonesia yang kemudian menyebar ke daratan Asia lainnya melalui Asia Tenggara.Dipadukan dengan kepandaian berladang dan berhuma yang sudah dikembangkan sebelumnya, terbentuklah tradisi mata pencarian pertanian berupa tanaman padi di sawah dengan menggunakan sistem pengairan.
3)   Bangsa yang Hidup Bergotong Royong
Hidup gotong royong berkembang pada masyarakat pra-aksara, terutama ketika menghadapi tantangan alam. Ketika mereka membuka hutan belukar untuk ladang-ladang dan sawah kerja sama antaranggota kelompok komunal sangat diperlukan. Pada masyarakat pra-aksara, konsep hak milik belum dikenal yang ada adalah konsep milik bersama.Jadi, ladang yang dikerjakan bersama-sama oleh komunal adalah milik semua orang yang mengerjakannya.

Modul IX
KEHIDUPAN MANUSIA PRA-AKSARA INDONESIA

Mengevaluasi kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, ekonomi, ilmu, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini.
A. Kegiatan Masyarakat Pra-Aksara Di Indonesia
1)             Pengertian Masa Pra-Aksara
Zaman pra-aksara adalah zaman ketika manusia belum mengenal tulisan, ditandai dengan belum ditemu­kannya keterangan tertulis mengenai kehidupan manusia. Periode ini ditandai dengan cara hidup berburu dan mengambil bahan makanan yang tersedia di alam. Pada zaman pra-aksarapola hidup dan berpikir manusia sangat bergantung dengan alam. Tempat tinggal mereka berpindah-pindah berdasarkan ketersediaan sumber makanan.Zaman pra-aksara sering disebut juga dengan zaman nirleka.Nir artinya tanpa danleka artinya tulisan.Zaman pra-aksara berakhir ketika masyarakatnya sudah mengenal tulisan.
2)   Pembabakan Masa Pra-Aksara Indonesia
Pembabakan masa pra-aksara Indonesia telah dimulai sejak 1920-an oleh beberapa peneliti asing seperti P.V. van Stein Callenfels, A.N.J. Th. van der Hoop, dan H.R. van Heekern. Pembabakan masa pra-aksara Indonesia didasarkan pada penemuan-penemuan alat-alat yang digunakan manusia pra-aksara yang tinggal di Kepulauan Nusantara. Para ahli arkeologi dan paleontologi membagi masa pra-aksara Indonesia ke dalam dua zaman, yaitu zaman batu dan zaman logam.Pengetahuan tersebut diperoleh dari peng­galian dan benda purbakala dan fosil manusia Para ahli purbakala sepakat untuk membagi zaman pra-aksara di Indonesia menjadi zaman batu dan zaman logam.Zaman batu dibagi kembali dalam beberapa zaman berdasarkan kehalusan, bentuk,  jenis, dan ukuran alat batu yang diciptakannya. Pembagian zaman batu tersebut, yaitu sebagai berikut :
a.   Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Berdasarkan temuan geologis, arkeologis, dan paleontologis, zaman batu tua diperkirakan berlangsung selama 600.000 tahun.
a)    Penguasaan Teknologi
Selama kurun waktu tersebut,  manusia hanya meng­gunakan alat-alat yang paling dekat dengan lingkungan hidup mereka seperti kayu, bambu, dan batu. Mereka menggunakan batu yang masih kasar untuk berburu binatang.Pada saat itu, batu juga berfungsi sebagai kapak yang digenggam untuk memotong kayu atau membunuh binatang buruan.
b)   Kondisi Sosial
Kehidupan manusia pendukung zaman ini masih nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kepindahan mereka bergantung pada daya dukung alam berupa tersedianya bahan makanan, terutama binatang buruan. Jika binatang buruan dan bahan makanan yang diambil dari hutan sudah habis, mereka akan mencari dan berpindah ke tempat yang lebih subur.Kegiatan seperti itu disebut peradaban food gathering atau pengumpul makanan tahap awal.
c)    Manusia Pendukung
Berdasarkan temuan arkeologis, beberapa jenis manusia purba yang mendukung peradaban ini, diantaranya Meganthropus Paleojavanicus,Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Mojokertensis,Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, dan Homo Wajakensis.
d)   Hasil-Hasil Kebudayaan
Benda-benda yang diperkirakan berasal dari zaman batu tua banyak ditemukan di Pacitan dan Ngandong, Jawa Timur.Ciri utama kebudayaan Pacitan adalah alat-alat dari batu bentuknya tidak bertangkai atau disebut kapak genggam. Kapak tersebut berfungsi sebagai chopper atau alat penetak. Alat-alat tersebut diperkirakan digunakan manusia jenis Pithecan­thropus Erectus. Kebudayaan Ngandong menghasil­kan alat-alat yang terbuat dari tulang binatang dan kapak genggam dari batu.
b.   Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
a)   Kehidupan Sosial
Ciri utama peradaban zaman ini adalah manusia pendukungnya telah bertempat tinggal menetap.Diperlukan waktu ribuan tahun untuk mencapai taraf hidup menetap.Para ahli ilmu purbakala menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam.Manusia pendukung zaman ini juga bertempat tinggal di gua yang disebut peradaban abris sous roche.
b)   Hasil Kebudayaan
Alat-alat yang digunakan manusia pendukung masa mesolitikum mendapat pengaruh dari alat-alat yang sama di daratan Asia. Ciri utama kehidupan zaman ini adalah peninggalan sampah dapur yang disebutkjokkenmoddinger.Peradaban ini ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, dari Aceh sampai Sumatra bagian tengah.
c)   Keberadaan Teknologi
Dari tempat sampah dapur tersebut, ditemukan juga kapak genggam yang disebut pebble.Mereka menggunakan batu pipih dan batu landasan untuk menggiling makanan serta membuat cat yang diper­kirakan ada kaitannya dengan kepercayaan mereka. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.Perempuan bekerja di rumah dan mendidik anak serta menyiapkan makanan.Adapun laki-laki dewasa berburu binatang dan menangkap ikan.
d)   Manusia Pendukung
Manusia pendukung peradaban mesolitikum merupakan campuran bangsa-bangsa pendatang dari Asia. Manusia pendukung peradaban mesolitikum juga mengunakan flakes dan microlith atau batu-batu pipih, segitiga, dan trapesium yang ukuran­nya kecil.
c.    Zaman Batu Muda (Neolitikum)
a)   Teknologi
Ciri utama zaman batu muda adalah manusia telah menghasilkan makanan atau food producing. Menurut Dr. R. Soekmono, ahli arkeologi Indonesia, perubahan dari food gathering ke food producing merupakan satu revolusi dalam perkembangan zaman pra-aksara Indonesia.
b)   Kehidupan Sosial
Manusia pendukung peradaban ini sudah bertempat tinggal menetap, bercocok tanam, beternak, mengembangkan perikanan. Dengan kata lain, telah mengembangkan kebudayaan agraris walaupun dalam tingkatan yang masih sangat sederhana. Manusia pendukung zaman ini membuat kerajinan, membuat aturan hidup bersama dalam satu komunitas.
c)   Manusia Pendukung
Manusia pendukung kebudayaan neolitikum ialah Proto Melayu.Manusia Proto Melayu ini hidup pada ± 2000 SM. Prototipe manusia Proto Melayu sekarang masih dapatditemukan pada ciri-ciri fisik Suku Sasak, Toraja, Dayak, dan Nias.Hasil kebudayaan dan peradaban manusia ini yang relatif sudah lebih maju daripada zaman mesolitikum.
d)   Hasil Budaya
Benda-benda yang berasal dari zaman batu muda dikembangkan menjadi peralatan yang lebih halus. Pada masa ini sudah mulai muncul adanya kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang disebut animisme dan dinamisme. Hal ini dapat dilihat dari adanya peninggalan yang terkait dengan upacara ritual.
d.   Zaman Batu Besar (Megalitikum)
a)   Bidang Teknologi
Berdasarkan hasil temuan arkeologis, zaman megalitikum diperkirakan berkembang sejak zaman batu muda sampai zaman logam.Ciri terpenting pada zaman ini adalah manusia pendu­kungnya telah menciptakan bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu.Bangunan-bangunan yang berkaitan dengan sistem kepercayaan mereka, di antaranya menhir, dolmen, sarkofagus (keranda), kubur batu, punden berundak, dan arca.
b)   Sistem Kepercayaan
Masyarakat pendukung peradaban zaman batu besar percaya kepada nenek moyang yang kali pertama mendirikan kampung tempat tinggal mereka.Untuk menghormati para nenek moyang tersebut, mereka mendirikan menhir yang berupa tiang atau tugu. Mereka mendirikan dolmen atau meja batu sebagai tempat meletakkan sesajiuntuk arwah nenek moyang.Meja batu tersebut juga berfungsi sebagai penutup sarkofagus (peti kubur batu).Pemujaan terhadap arwah nenek moyang juga dilakukan pada punden berundak-undak atau bangunan tumpukan batu yang bertingkat. Mereka juga membuat arca batu sebagai simbol nenek moyangnya dengan tujuan yang sama.
e.    Zaman Logam (±10.000 Tahun Silam)
Setelah melewati tahapan zaman megalitikum, sampailah manusia pra-aksara Indonesia pada zaman logam.Alat-alat yang terbuat dari batu dianggap tidak efektif lagi untuk menunjang kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu, alat-alat tersebut secara bertahap mulai ditinggalkan.
Teknologi yang Dihasilkan
Bijih logam mungkin sudah ditemukan pada zaman batu tua.Sementara pengetahuan untuk meleburnya menjadi lempengan logam, baru terbentuk pada zaman berikutnya.Adapun kemampuan melebur serta membuat alat-alat yang lebih fungsional (memiliki kegunaan praktis) baru tercipta setelah kepandaian membuat alat-alat dari batu mencapai puncaknya.Namun, tradisi penggunaan alat dari batu pun terus dipertahankan bersamaan dengan tradisi penggunaan alat dari logam.
Peradaban zaman ini menghasilkan kapak corong, candrasa (kapak corong yang salah satu sisinya panjang), nekara berukir yang berfungsi sebagai alat upacara, nekara yang tinggi panjang (moko), alat-alat pertanian, dan perhiasan.Zaman pra-aksara Indonesia tidak mengenal zaman tembaga, tetapi hanya mengalami zaman perunggu dan zaman besi.
Kehidupan Sosial
Melalui proses evolusi, peradaban pra-aksara Indonesia mengenal zaman logam, suatu zaman yang lebih maju dibandingkan dengan zaman batu. Dengan peralatan logam, kehidupan bisa berjalan lebih baik, usaha pertanian lebih produktif (memberi hasil).
Manusia Pendukung
Manusia pendukungnya Deutro Melayu yang hidup pada ± 300 SM.
1.   Tradisi Pewarisan Budaya Masyarakat
Tradisi pewarisan budaya masyarakat akan diuraikan dalam tiga bagian, yaitu cara masyarakat merekam dan mewariskan masa lalu, cara masyarakat mengembangkan tulisan, dan peranan folklor, mitologi, dan legenda dalam historiografi Indonesia.
1)   Cara Masyarakat Merekam dan Mewariskan Masa lalu
Cara masyarakat yang belum mengenal tulisan (masa pra-aksara) merekam dan mewariskan masa lalunya dilakukan melalui tradisi lisan (oral tradition). Tradisi lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan atau adat istiadat menggunakan bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari dari seseorang kepada orang lain.
Tradisi lisan dapat diartikan sebagai proses dapat pula sebagai produk. Sebagai proses, tradisi lisan terkait dengan kebiasaan anggota masyarakat menyampaikan pengalaman hidup sehari-hari serta pengalaman masa lalu melalui bahasa lisan. Sebagai produk, tradisi lisan terbentuk karena kebiasaan anggota masyarakat tersebut menyampaikan informasi, pengalaman melalui lisan.Sebagai produk, tradisi lisan juga terlihat dalam legenda, folklor, kisah atau mitos. Tradisi lisan dapat pula diartikan sebagai pengungkapan lisan yang disampaikan dengan kata-kata dari satu generasi ke generasi yang lain dan seterusnya.
Tradisi lisan merupakan bagian dari kebiasaan hidup sehari-hari dengan menggunakan bahasa sebagai media/alat untuk menyampaikan pesan, gagasan, serta pengalaman. Pesan, gagasan, serta pengalaman tersebut disampaikan secara lisan oleh siapa pun yang memiliki pesan, gagasan, dan pengalaman tersebut kepada orang lain dalam lingkungan tempat tinggal mereka. Bagi masyarakat yang belum mengenal tulisan, tradisi lisan merupakan media untuk mewariskan pengalaman masa lalu dan masa kini untuk generasi yang hidup saat itu dan generasi yang akan datang.
2)   Cara Masyarakat Mengenal Tulisan dan Mengembangkan Tradisi Sejarah
Upaya masyarakat pra-aksara untuk mempertahankan dan menyebarluaskan nilai-nilai moral, keagamaan, adat istiadat, petuah leluhur, peribahasa, serta kejadian-kejadian sehari-hari yang dialaminyaadalah dengan tradisi lisan. Selain itu melalui tradisi lisan nilai-nilai yang terkait dengan kehidupan mereka dapat terus terpelihara dan dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Misalnya, nasihat para leluhur yang disampaikan secara lisan dan turun-temurun harus tetap dijaga.Cara yang mereka lakukan ialah dengan menjaga nasihat tersebut melalui ingatan kolektif anggota masyarakat dan disampaikan secara lisan.
3)   Folklor, Mitologi, Legenda, dan Lagu
Folklor, mitologi, legenda, dan lagu-lagu di berbagai daerah dapat digolongkan ke dalam tradisi lisan yang dapat dijadikan sebagai sumber sejarah.
Folklor merupakan bagian dari sastra lisan yang berisi cerita, kisah, adat istiadat keagamaan, upacara ritual, dan pengetahuan pada rakyat di daerah tertentu.Sebagai sumber sejarah, folklor dapat dijadikan sebagai pelajaran, pengajaran yang diwariskan dari masa lampau dan memberikan gambaran nyata dan benar dari pengalaman sosial suatu kebudayaan lisan. Folklor sebagai kebudayaan dibangun dari bahan sosial, yaitu hasil abstraksi dari pengalaman sosial suatu masyarakat.
Mitos merupakan cerita tradisional yang materinya menyangkut dewa, penciptaan dunia, dan makhluk hidup.Dalam bahasa Yunani, mite berarti alur pemberian hubungan antara manusia, dewa, alam semesta, dan pengalamannya.
Legenda adalah tradisi lisan masyarakat sebagai hasil rekonstruksi ingatan serta khayalan tentang lingkungan tempat tinggal mereka.Walaupun sulit dibuktikan kebenaran tentang isinya, legenda dapat dikritisi oleh sejarawan sebagai salah satu sumber sejarah untuk menggambarkan kebudayaan daerah yang diteliti. Sebagai contoh di Jawa Barat terdapat legenda Sangkuriang, dan di Sumatra Barat terdapat legenda Malin Kundang.Legenda Sangkuriang dikaitkan dengan terbentuknya Gunung Tangkuban Parahu, sedangkan legenda Malin Kundang terkait dengan kisah seorang anak yang durhaka pada orangtuanya sesuai dengan adat istiadat masyarakat Minangkabau.Legenda-legenda tersebut berisi ajaran moral serta nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat setempat.Hampir semua daerah di Indonesia memiliki legenda tentang daerahnya.
2.    Kebudayaan Bacson-Hoabinh
Bacson-Hoabinh merupakan sebuah pegunungan yang berdekatan dan berada di daerah Tonkin di Indo-Cina sebagai pusat kebudayaan pra-aksara.Di sini banyak ditemukan benda peninggalan pra-aksara, seperti kapak-kapak yang masih kasar sebagai peninggalan masa Mesolitikum dan kapak-kapak yang dikerjakan secara halus karena diasah bagian ketajamannya (proto-neolitikum). Di antara kapak-kapak tersebut, ada kapak Sumatra dan kapak pendek yang disebut pebbles serta alat-alat yang dibuat dari tulang. Seorang sejarawan Prancis,  M. Colani memberi nama kebudayaan Bacson-Hoabinh. Hal ini disebabkan pada kedua tempat tersebut banyak ditemukan benda-benda peninggalan masa mesolitikum Asia Tenggara.Dari daerah Bacson-Hoabinh kemudian menyebar ke berbagai wilayah, termasuk ke Indonesia melalui Thailand dan Malaysia Barat.
Selain benda-benda kebudayaan di Tonkin juga ditemukan fosil manusia yang menempati daerah tersebut yang terdiri atas dua golongan bangsa, yaitu jenis Papua Melanesoid dan Europasoid.Selain itu, ditemukan pula fosil jenis Mongoloid dan Austroloid.Persebaran jenis Melanesoid ini sampai ke Indonesia dan Lautan Teduh. Bangsa inilah yang melahirkan kebudayaan Bacson-Hoabinh yang meng­hasilkan alat-alat pebbles. Di sana pun terjadi percampuran antara Melanesoid dan Europasoid yang melahirkan Austroloid yang pada zaman neolitikum tersebar ke seluruh Kepulauan Indonesia. Dengan demikian, kebudayaan Neolitikum di Indonesia berasal dari Tonkin, tepatnya di Pegunungan Bacson dan Hoabinh.
3.    Kebudayaan Dongson
Kebudayaan Dongson merupakan bagian dari perkembangan kebudayaan pada zaman perundagian terutama pada zaman perunggu. Kebudayaan ini berkembang di Asia Tenggara, termasuk di Nusantara sejak sekitar 1000 SM sampai 1 SM bergerak ke Indonesia lalu menuju Nusantara yang berkembang di Lembah Sòng Hòng. Pada 1924, Payot mengadakan penggalian di sebuah kuburan Dongson.Dalam penggalian tersebut ditemukan berbagai macam peralatan dari perunggu, seperti nekara, bejana, ujung tombak, kapak, dan gelang-gelang.
Berbagai peralatan  yang ditemukan di Dongson memiliki kesamaan dengan yang ditemukan di Indonesia. Kesamaan tersebut di antaranya dilihat dari segi hiasan dan bahan yang digunakan.Nekara yang di temukan umumnya dihias gambar manusia atau hewan.Adapun bahan logam yang digunakan untuk membuatnya mengandung unsur timah yang berkualitas.Di Indonesia, bejana serupa banyak ditemukan di Kerinci,Madura dan paling banyak ditemukan di pulau Sumatra, Jawa, dan Maluku.Hal tersebut menimbulkan dugaan adanya hubungan budaya yang berkembang antara Dongson dan Indonesia.
4.    Kebudayaan Sa Huynh
Kebudayaan Sa Huynh memang tidak banyak dikenal jika dibandingkan dengan kebudayaan Hoabin, Bacson, dan Dongson. Namun ternyata kebudayaan Sa Huynh memiliki pengaruh yang besar terhadap kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Sa Huynh kebudayaan pantai yang berasal dari Vietnam yang berkembang di akhir zaman logam sekitar 600 SM – 1 M.
Teknologi yang digunakan kebudayaan Sa Huynh untuk membuat logam disinyalir  merupakan hasil perkenalan dan pengaruh dari kebudayaan Cina. Benda perunggu yang ditemukan di wilayah Sa Huynh berupa seperti gelang dan lonceng.Dua benda logam tersebut diduga ikut mempengaruhi kebudayaan dan keberadaan lonceng dan gelang di Indonesia.Kebudayaan Sa Huynh berasal dari kampung pesisir di selatan Da Nang, di antara Thua Thein dan delta Sungai Dong Nai di Provinsi Quang Nam, Vietnam, dan memiliki keahlian tinggi dalam bidang kerajinan logam, terutama perunggu. Kebudayaan Sa Huynh memiliki corak yang sangat mirip dengan kebudayaan Dongson, yang selama ini kita kenal memiliki pengaruh kuat di Asia Tenggara. Kebudayaan Sa Huynh ini berlangsung antara 600SM sampai 1M.
Ciri khas kebudayaan Sa Huynh yang membedakan dari kebudayaan Dong Son maupun kebudayaan lain, adalah kubur tempayan yang merupakan prosesi penguburan dengan memasukkan jenazah ke dalam tempayan.Setelah itu tempayan tersebut dikuburkan ke dalam tanah. Budaya inilah yang diyakini dibawa oleh orang Cham ke Kepulauan Indonesia. Hal ini berdasarkan bukti-bukti arkeologis berupa penemuan tempayan kubur di Laut Sulawesi yang memiliki kemiripan dengan tempayan kubur di Sa Huynh.Penemuan ini mendukung teori jalur perkembangan kebudayaan Sa Huynh yang ada di Vietnam masuk ke Indonesia.Kebudayaan Vietnam diyakini masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yakni jalur barat, melewati pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan; dan jalur timur, melalui Formosa, Filipina, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar